Pulau Bando konservasi pertama di RI terapkan EBT ramah lingkungan
Padang (ANTARA) - Pertamina Patra Niaga Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) menyatakan Pulau Bando di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), merupakan kawasan konservasi alam laut pertama di Indonesia yang menerapkan energi baru terbarukan (EBT) ramah lingkungan.
"Pulau Bando merupakan kawasan konservasi pertama di Indonesia yang menggunakan EBT ramah lingkungan hibridisasi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) serta teknologi rekayasa genetika berbasis layanan internet," kata Region Manager Corporate Operation Services PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Riki Madyanto, di Padang, Selasa.
Penerapan EBT ramah lingkungan itu merupakan kolaborasi antara Pertamina melalui Aviation Fuel Terminal (AFT) Minangkabau bersama Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Program Kawasan Bando Spesifik Konservasi Alam Laut (Kado Spesial) dan Sistem Informasi Pemberdayaan Nagari Berbasis Konservasi, Ulakan (SI Rancak Ulakan) ini, ditujukan untuk pengelolaan dan pemberdayaan kawasan konservasi sekaligus dalam mendukung aktivitas konservasi penyu serta wisata survival di Pulau Bando.
Program SI Rancak Ulakan menyediakan fitur-fitur yang mempermudah masyarakat dan kelompok konservasi dalam pengelolaan kawasan konservasi. Kemudahan itu di antaranya dengan menyediakan alat bantu untuk memantau dan mengevaluasi perkembangan tukik maupun penyu.
Termasuk juga menyediakan profil pengelolaan kawasan, statistik, serta publikasi pengelolaan penyu, manajemen sampah, wisata minat khusus survival, dan spesies langka di Pulau Bando, ujar Riki.
Selain itu, program tersebut juga menyediakan informasi mengenai monitoring cuaca, daya listrik sensor penetasan telur penyu, informasi wisata virtual tour 360 dan media edukasi serta publikasi aktivitas Kelompok Raja Samudera dalam pengelolaan kawasan pesisir dan konservasi.
"Program SI Rancak Ulakan ini bertujuan untuk meningkatkan pengawasan pengelolaan konservasi berbasis masyarakat melalui penguatan sosial dan peningkatan ekonomi masyarakat di Kabupaten Padang Pariaman," kata dia.
Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekologi Hendra Yusran Siry mengatakan SI Rancak Ulakan merupakan aplikasi berbasis website dan android yang menyediakan analisis, profil, informasi, pemantauan dan edukasi serta evaluasi untuk mendukung pengelolaan kawasan dan konservasi penyu di Pulau Bando.
Inovasi sosial yang diusung PT Pertamina Patra Niaga AFT Minangkabau ini merupakan platform kolaborasi multistakeholder dalam pengelolaan keanekaragaman hayati di Pulau Bando.
Sedangkan Kado Spesial merupakan model pengelolaan kawasan konservasi terintegrasi berbasis kolaborasi yang diharapkan dapat menjadi model kolaborasi berbagai pemangku kepentingan dengan mengintegrasikan upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan di kawasan Pulau Bando dan sekitarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pulau Bando konservasi pertama di RI menerapkan EBT ramah lingkungan
"Pulau Bando merupakan kawasan konservasi pertama di Indonesia yang menggunakan EBT ramah lingkungan hibridisasi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) serta teknologi rekayasa genetika berbasis layanan internet," kata Region Manager Corporate Operation Services PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Riki Madyanto, di Padang, Selasa.
Penerapan EBT ramah lingkungan itu merupakan kolaborasi antara Pertamina melalui Aviation Fuel Terminal (AFT) Minangkabau bersama Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Program Kawasan Bando Spesifik Konservasi Alam Laut (Kado Spesial) dan Sistem Informasi Pemberdayaan Nagari Berbasis Konservasi, Ulakan (SI Rancak Ulakan) ini, ditujukan untuk pengelolaan dan pemberdayaan kawasan konservasi sekaligus dalam mendukung aktivitas konservasi penyu serta wisata survival di Pulau Bando.
Program SI Rancak Ulakan menyediakan fitur-fitur yang mempermudah masyarakat dan kelompok konservasi dalam pengelolaan kawasan konservasi. Kemudahan itu di antaranya dengan menyediakan alat bantu untuk memantau dan mengevaluasi perkembangan tukik maupun penyu.
Termasuk juga menyediakan profil pengelolaan kawasan, statistik, serta publikasi pengelolaan penyu, manajemen sampah, wisata minat khusus survival, dan spesies langka di Pulau Bando, ujar Riki.
Selain itu, program tersebut juga menyediakan informasi mengenai monitoring cuaca, daya listrik sensor penetasan telur penyu, informasi wisata virtual tour 360 dan media edukasi serta publikasi aktivitas Kelompok Raja Samudera dalam pengelolaan kawasan pesisir dan konservasi.
"Program SI Rancak Ulakan ini bertujuan untuk meningkatkan pengawasan pengelolaan konservasi berbasis masyarakat melalui penguatan sosial dan peningkatan ekonomi masyarakat di Kabupaten Padang Pariaman," kata dia.
Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekologi Hendra Yusran Siry mengatakan SI Rancak Ulakan merupakan aplikasi berbasis website dan android yang menyediakan analisis, profil, informasi, pemantauan dan edukasi serta evaluasi untuk mendukung pengelolaan kawasan dan konservasi penyu di Pulau Bando.
Inovasi sosial yang diusung PT Pertamina Patra Niaga AFT Minangkabau ini merupakan platform kolaborasi multistakeholder dalam pengelolaan keanekaragaman hayati di Pulau Bando.
Sedangkan Kado Spesial merupakan model pengelolaan kawasan konservasi terintegrasi berbasis kolaborasi yang diharapkan dapat menjadi model kolaborasi berbagai pemangku kepentingan dengan mengintegrasikan upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan di kawasan Pulau Bando dan sekitarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pulau Bando konservasi pertama di RI menerapkan EBT ramah lingkungan