Painan (ANTARA) - Petugas kesehatan hewan (Keswan) Dinas Pertanian Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) terus melakukan pengawasan terhadap ternak sapi dan kambing yang akan dijadikan hewan kurban pada hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah tahun ini.
Upaya itu dilakukan agar kecemasan warga terhadap berbagai penyakit hewan ternak yang berbahaya terhadap kesehatan manusia seperti anthrax, sapi gila, serta penyakit mulut dan kuku (PMK) tidak sampai terjadi di daerah itu.
Kepala Dinas Pertanian Pessel, Madrianto, menjelaskan kepada media ini Senen (10/6) bahwa pihaknya melalui petugas Keswan terus melakukan pemantauan ke lapangan terkait kekuatiran penyebaran berbagai wabah penyakit yang berbahaya terhadap ternak sapi milik masyarakat di daerah itu.
"Hingga saat ini kita belum menemukan ada sapi yang tertular penyakit berbahaya seperti anthrax, sapi gila, dan PMK di daerah ini," katanya.
Dia menjelaskan bahwa pihaknya juga terus berupaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman petugas Keswan terhadap berbagai penyakit yang berbahaya bagi sapi yang bisa menimbulkan dampak terhadap manusia.
"Melalui peningkatan pengetahuan dan pemahaman petugas itu, maka mereka juga bisa menggencarkan sosialisasinya kepada masyarakat peternak terkait upaya untuk mengantisipasi agar ternaknya terbebas dari berbagai penyakit berbahaya tersebut. Ini perlu kita lakukan karena hingga saat ini Pessel masih tetap dijadikan sebagai daerah pemasok hewan kurban oleh daerah lainya di Sumbar," jelasnya.
Lebih jauh dijelaskan bahwa saat ini pihaknya menurunkan sebanyak 21 petugas Keswan ke lapangan untuk melakukan peninjauan dan pemeriksaan terhadap ternak masyarakat yang akan dijadikan hewan kurban.
"Mereka ini juga didampingi oleh beberapa dokter hewan pada semua kecamatan, terutama sekali pada daerah atau kecamatan-kecamatan yang dijadikan sebagai sentra ternak," jelasnya.
Agar sapi yang dikirim ke luar daerah aman dan juga terjamin dari berbagai penyakit yang membahayakan terhadap kesehatan orang yang mengkonsumsinya, pihaknya juga menempatkan petugas Keswan pada pos penjagaan batas Pessel dengan Kota Padang, termasuk juga pos batas Pessel dengan Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi, dan Kabupaten Mukomuko Provinsi bengkulu.
Alsri 53, pedagang sapi di Pasar Ternak Lakitan, Kecamatan Lengayang, mengatakan kemarin (5/6) bahwa permintaan masyarakat terhadap hewan kurban untuk dikirim ke luar daerah masih tetap normal dan tidak ada penurunan dibanding tahun sebelumnya.
"Hingga saat ini permintaan konsumen terhadap sapi kurban masih normal dan tidak ada terjadi penurunan dibanding tahun lalu. Sama tahun sebelumnya, untuk kebutuhan sapi dalam daerah, harga yang dipatok pada kisaran Rp 15 juta ber ekor. Namun untuk luar daerah, harganya diatas Rp 20 juta per ekor dengan ukuran disesuaikan," katanya.
Ditambahkannya bahwa semua sapi yang akan dikirim ke luar daerah itu telah melalui proses pemeriksaan kesehatan.
"Jadi sapi yang kita kirim ke luar daerah yang berasal dari sini sudah dilengkapi dengan surat keterangan sehat. Karena telah lolos uji, maka tidak perlu dikhawatirkan lagi oleh konsumen," timpalnya.