Syngenta luncurkan benih jagung bioteknologi pertama di Indonesia di Penas Tani

id Penas Tani,Sumbar,Padang

Syngenta luncurkan benih jagung bioteknologi pertama di Indonesia di Penas Tani

Pihak Syngenta memaparkan tanaman jagung berusia 70 hari dari benih jagung bioteknologi kepada petani di Penas Tani yang digelar di Padang, Sabtu (ANTARA/Mario Sofia Nasution)

Padang (ANTARA) - Syngenta meluncurkan benih jagung bioteknologi pertama di Indonesia yang unggul berkualitas dan memiliki keunggulan ganda yang diperkenalkan saat pembukaan Pekan Nasional (Penas) Tani Nelayan di Padang, Sabtu (10/6).

Presiden Direktur Syngenta Indonesia Kazim Hasnain di Padang, Sabtu mengatakan benih unggul berkualitas dari Syngenta ini akan menjadi salah satu penguat pilar pertanian Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045

Ia menjelaskan peluncuran benih jagung dengan keunggulan ganda ini wujud komitmen dan perhatian yang besar dari Syngenta terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi petani.

Menurut dia Syngenta telah lebih dari dua puluh tahun menghasilkan benih berkualitas serta membantu petani-petani di Indonesia menghadapi berbagai tantangan dan terus melakukan inovasi berkelanjutan untuk memberikan solusi yang terbaik.

Ia mengatakan benih jagung unggul varietas NK Pendekar Sakti, NK Sumo Sakti, dan NK Perkasa Sakti ini memiliki keunggulan ganda dan yang pertama kali mendapatkan sertifikat pelepasan varietas di Indonesia. Keunggulan ganda yang dimiliki adalah toleran terhadap herbisida glifosat serta sekaligus tahan terhadap penggerek batang atau Asian Corn Borer / Ostrinia furnacalis.

Menurut dia dengan keunggulan ganda tersebut, varietas jagung ini akan membuat petani dapat menekan ongkos produksi, meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen dan juga membuat budidaya jagung lebih aman dan nyaman.

Selain itu jagung bioteknologi ini dapat meningkatkan hasil sekitar 10-15 persen dibandingkan varietas sama yang non bioteknologi sehingga apabila ditanam secara luas dapat mendongkrak panen jagung dari rata-rata nasional sebesar lima koma tiga ton per hektar menjadi sekitar tujuh ton per hektar.

Menurut dia hama penggerek batang selama ini menjadi momok buat petani karena dapat mengalami gagal panen dan kerugian besar jika tanaman jagungnya terserang oleh hama ini. Varietas jagung bioteknologi unggul yang tahan terhadap penggerek batang ini diyakini akan menjadi primadona petani.

Sementara Seed Business Head Syngenta Indonesia Fauzi Tubat mengatakan benih jagung unggul varietas NK Pendekar Sakti, NK Sumo Sakti, dan NK Perkasa Sakti diproduksi di dalam negeri yang melibatkan lebih dari 60.000 petani mitra.

Ia mengatakan pada tahun lalu berhasil memenuhi permintaan yang tinggi terhadap benih jagung dan ini menunjukkan tingginya kepercayaan petani terhadap benih berkualitas yang dihasilkan Syngenta.

“Tahun ini kami terus menggenjot produksi benih jagung kami agar semakin banyak petani yang mendapatkan benih jagung berkualitas dengan hasil prima dan mendukung swasembada jagung,” kata dia.

Menurut dia Syngenta tidak hanya memproduksi varietas jagung unggul dan memberikan akses kepada petani terhadap benih hasil teknologi tinggi dan pihaknya secara berkelanjutan mendampingi petani dalam memberikan pelatihan dan pendampingan budidaya jagung.

Syngenta berkolaborasi dan bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional, perguruan tinggi di berbagai daerah, asosiasi petani, serta badan pemerintahan dalam penyediaan benih yang berkualitas dan pembinaan petani sebagai awal dari hasil yang baik.

“Kami memiliki komitmen kuat untuk secara berkelanjutan melakukan riset guna menghasilkan varietas bioteknologi selanjutnya di masa depan untuk menjawab tantangan pertanian yang lainnya serta memastikan petani Indonesia memiliki akses teknologi yang sama dengan negara maju lain. Kami juga berkomitmen untuk menyiapkan ketersediaan benih jagung bioteknologi untuk setidaknya 1.000 ha per provinsi mulai tahun 2024,” kata dia.