Padang (ANTARA) - Sosiolog dari Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatera Barat Erianjoni menduga motif pembunuhan seorang pelajar sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, akibat minimnya pengetahuan pelaku tentang kesehatan reproduksi.
"Saya melihatnya pengetahuan dia (pelaku) tentang seks ini sangat minim," kata Sosiolog UNP Erianjoni di Padang, Senin.
Untuk diketahui seorang siswi SMP diduga dibunuh oleh AJ (17) yang diketahui merupakan teman dekat korban. Usai menghilangkan nyawa korban, pelaku mengubur mayat tersebut di sebuah rumah di Nagari (Desa) Singgalang, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar.
Erianjoni menduga pelaku menghilangkan nyawa korban karena takut korban hamil sehingga mengambil jalan pintas dengan menghabisi nyawa siswi SMP tersebut. Artinya, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pelaku sangat buruk.
"Dia kalap sehingga mengambil jalan pintas dan jalan pintasnya ya pembunuhan," ujarnya.
Menurut dia, kasus pembunuhan yang melibatkan anak tersebut menjadi peringatan keras bagi setiap orang tua untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap anggota keluarga.
Salah satu yang perlu diperhatikan orang tua terkait hubungan pertemanan anak melalui media sosial karena anak yang berteman melalui Facebook, Twitter, Instagram, dan sebagainya bisa saja tidak mengenal kepribadian asli seseorang.
Ia mengingatkan dalam mengawasi anak maka peran atau sinergi antara sekolah dengan keluarga sangat penting. Sebagai contoh, saat sekolah melarang perilaku anak yang dinilai salah, maka keluarga harus mendukung.
Namun, papar dia, sayangnya yang kerap terjadi saat ini ialah terjadi perbedaan pandangan antara sekolah dengan keluarga anak sehingga terjadi semacam garis pembatas dalam mendidik anak.
"Ketika terjadi pembentukan karakter di sekolah, di rumah tidak demikian sehingga terjadi gap," ujarnya.
Selain sekolah dan keluarga, katanya, peran lingkungan (masyarakat) merupakan salah satu kunci penting dalam menjalankan pilar pendidikan. Ketiganya harus sejalan dalam mendidik anak, ucap dia. (*)
Berita Terkait
Polisi: Anak bunuh ayah-nenek telah dipindahkan ke LPAS
Kamis, 5 Desember 2024 5:16 Wib
Wapres minta perbaikan kurikulum olahraga bentuk pola hidup sehat anak
Kamis, 5 Desember 2024 5:15 Wib
Baznas Kota Solok bantu pemenuhan gizi anak berisiko stunting
Kamis, 5 Desember 2024 5:14 Wib
Wabup: Faktor ekonomi dan pendidikan penyebab kekerasan pada anak
Rabu, 4 Desember 2024 10:07 Wib
Polisi nyatakan anak bunuh ayah-nenek di Jaksel tak ditahan di Polres
Senin, 2 Desember 2024 13:27 Wib
Polisi sebut anak bunuh ayah-nenek bersikap sopan dan penurut
Senin, 2 Desember 2024 13:26 Wib
Polisi periksa anak yang lakukan penusukan di Jaksel secara bertahap
Senin, 2 Desember 2024 9:09 Wib
BPBD Pariaman cari anak hanyut saat mandi di muara sungai
Senin, 2 Desember 2024 4:41 Wib