Serangan keamanan siber 2022 di Indonesia hampir 1 miliar, BSSN: turun dibanding 2021

id Keamanan siber, keamanan siber Indonesia, tren keamanan siber, BSSN, serangan siber, serangan siber 2022

Serangan keamanan siber 2022 di Indonesia hampir 1 miliar, BSSN:  turun dibanding 2021

Kepala Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN) Hinsa Siburian saat menghadiri ITSEC Cyber Security Summit 2023 di Jakarta, Kamis (19/1/2023). (ANTARA/Livia Kristianti)

Jakarta (ANTARA) - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan insiden serangan keamanan siber di 2022 mengalami penurunan dibandingkan dengan 2021 yang mencapai 1,6 miliar serangan.

"Serangannya hampir 1 miliar (untuk 2022). Ini anomali-anomali ancaman yang ada di ruang siber," ujar Kepala BSSN Hinsa Siburian di Jakarta, Kamis.

Lebih detail, BSSN mencatat serangan siber di 2022 berjumlah 976.429.996 dengan anomali trafik paling banyak masih berasal dari aktivitas malware.

Aktivitas malware adalah serangan dari perangkat lunak yang dirancang mampu merusak sistem komputer atau jaringan komputer sehingga membahayakan pemilik perangkat.

Pada 2022 malware tercatat mendominasi dibanding dengan jenis serangan-serangan siber lainnya dengan total persentase 56,84 persen.

Di posisi kedua, kebocoran data atau information leak menjadi serangan siber terbanyak dengan persentase 14,75 persen.

Juru Bicara BSSN Ariandi Putra mengatakan kebocoran data di 2022 termasuk dalam serangan siber yang menyita perhatian salah satunya seperti kebocoran data yang diungkap oleh peretas bernama Bjorka.

Berulang kali Bjorka mengungkap kebocoran data mulai dari data-data pelanggan di beberapa korporat dan badan serta beberapa pejabat publik.

"Dari beberapa insiden kebocoran data yang menghiasi sepanjang 2022 itu telah kita identifikasi. Ada beberapa yang kita temukan dan ternyata pengulangan dari kasus dugaan kebocoran data sebelumnya," ujar Ariandi.

Serangan lainnya yang mengancam keamanan siber di Tanah Air ialah Trojan Activity sebesar 10,9 persen dan disusul dengan serangan siber lainnya yang dikelompokkan sebagai serangan lain-lain sebesar 17,51 persen.

Sebagai langkah pencegahan menangkal serangan-serangan siber itu BSSN senantiasa memantaunya lewat National Security Operation Center (NSOC) atau Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional.

Selain itu, BSSN juga memberikan notifikasi maupun pedoman kepada lembaga atau pun pemilik layanan sistem elektronik yang mengalami atau berpotensi terkena serangan siber sehingga dapat segera memperbaiki celah keamanannya.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BSSN ungkap serangan keamanan siber di 2022 turun dibanding 2021