PKM Faterna Unand -- Dadiah Susu Kerbau Murrah dengan Cup Plastik Guna Tingkatkan Pendapatan Keluarga Peternak Kerbau Murrah di Nagari Kapau

id Susu kerbau, kerbau murrah, pkm unand

PKM Faterna Unand -- Dadiah Susu Kerbau Murrah dengan Cup Plastik Guna Tingkatkan Pendapatan Keluarga Peternak Kerbau Murrah di Nagari Kapau

Dadiah susu kerbau Murrah dengan cup plastik meningkatkan pendapatan keluarga peternak di Nagari Kapau. (ANTARA/ist)

Lubuk Basung (ANTARA) - Susu merupakan pangan yang memiliki nilai gizi tinggi, sehingga banyak dijadikan sebagai bahan pangan fungsional bagi masyarakat.

Akan tetapi susu yang banyak dijadikan olahan umumnya menggunakan susu yang dihasilkan dari ternak sapi sehingga masyarakat belum familiar dengan susu dari ternak lain nya seperti ternak kerbau.

Kerbau yang biasa dipelihara di Indonesia adalah kerbau lumpur, yang notabene merupakan kerbau pedaging, karena sesuai dengan fungsinya di masyarakat adalah sebagai ternak penghasil daging dan pekerja yaitu membajak sawah, terutama di masyarakat Minangkabau.

Di Sumatera Barat pengolahan susu kerbau sudah dilakukan dari dahulu sehingga menjadi panganan khas Sumbar yang sering disebut dengan dadiah. Dadiah merupakan salah satu jenis susu fermentasi tradisional Sumatera Barat yang mana dadiah juga merupakan sumber probiotik karena mengandung bakteri baik yang dapat meningkatkan mikroflora usus dan menghambat pertumbuhan bakteri patogen didalam saluran pencernaan.

Dadiah dibuat dari susu kerbau yang dituang ke dalam tabung bambu dan dibiarkan terfermentasi secara alamiah pada suhu ruang selama 24−48 jam. Namun semakin hari produk dadiah sudah banyak terlupakan terutama oleh kalangan anak muda milenial.

Untuk meningkatkan produksi dadiah tentunya perlu meningkatkan produksi, hal ini sulit dicapai jika menggunakan kerbau lumpur yang hanya menghasilkan susu 1-2 liter/ekor/hari. Berbeda dengan kerbau sungai (Kerbau Murrah) yang merupakan kerbau perah mampu menghasilkan susu 3,5-12 ltr/ekor/hari, sehingga jika peternak memelihara kerbau Murrah akan mampu memproduksi dadiah dalam jumlah yang lebih besar.

Hal ini akan mendorong dadiah bisa dijual ke seluruh pelosok Indonesia, apalagi jika dadiah ini dapat diproduksi dengan menggunakan kemasan yang lebih sederhana. Sebagaimana diketahui dadiah dikemas dengan menggunakan tabung bambu, kemasan ini menjadi sedikit kendala untuk distribusi dadiah ke luar kota. Konsistensi dadiah akan berubah jika mengalami goncangan di perjalanan.

Berdasarkan hal tersebut, TIM PKM Faterna Unand yang diketuai oleh Prof. Elly Roza, beranggotakan Prof. Salam N. Aritonang, Dr. Elihasridas, Dr. Yulia Yellita, Ade Rakhmadi, MP dan Afriani Sandra, M.Sc melakukan pelatihan pembuatan dadiah menggunakan cup plastik sebagai wadah pengganti bambu pada Minggu, 20 November 2022 di salah satu daerah di Nagari Kapau, Sumbar.

Dalam pembuatannya pertama, disediakan 1 liter susu kerbau segar yang baru diperah dan disaring untuk memisahkan kotoran atau benda asing yang masuk selama pemerahan. Kemudian disediakan cup plastik ukuran ±150 ml sebanyak 10 buah dan 1 buah dadiah dari bambo yang sudah terfermentasi sebelumnya.

Selanjutnya dicampurkan dadiah yang sudah disediakan (stater) dengan 1 liter susu kerbau Murrah dan aduk sampai merata. Terakhir dituangkan susu + stater dadiah ke dalam cup plastik yang sudah disediakan lalu didiamkan selama 24−48 jam untuk proses fermentasi.

Tim PKM berharap dengan adanya kegiatan ini dapat memperkenalkan produk dadiah kepada anak muda milenial serta memperkenalkan produk dadiah ke tingkat nasional sehingga memiliki dampak terhadap penghasilan pada peternak kerbau Murrah di Nagari Kapau.

Pengabdian masyarakat ini didukung oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas dengan Skim Program Kemitraan Masyarakat Membantu Usaha Berkembang (2022).

Penulis,

Prof. Dr. Ir. Elly Roza, MS

Beserta Tim Pengabdian Masyrakat

Faterna Unand

2022