Naskah kuno berpotensi kuatkan wisata religi ziarah surau di Sijunjung

id Naskah kuno surau simaung,naskah kuno sijunjung,wisata religi,wisata ziarah surau sijunjung

Naskah kuno berpotensi kuatkan wisata religi ziarah surau di Sijunjung

Tim penelitian Unand memberikan pendampingan untuk memaksimalkan potensi naskah kuno untuk memperkuat wisata religi di Sijunjung. (ANTARA/ist)

Padang (ANTARA) - Sebanyak 88 naskah kuno yang terdapat di Surau Simaung atau Surau Syekh Malin Bayang Jorong Tapian Diaro, Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat dapat memperkuat daya tarik wisata religi ziarah surau di daerah itu.

"Tradisi ziarah adalah salah satu tradisi massal yang masih berlangsung di tengah masyarakat Sumbar saat ini. Naskah kuno di surau bisa memperkuat potensi itu," kata peneliti sekaligus dosen Unand, DR Pramono di Padang, Minggu.

Ia mengatakan selain makam Syekh Burhanuddin di Ulakan Padang Pariaman yang dikunjungi ribuan penziarah setiap tanggal 10 Safar, masih banyak tempat yang juga menjadi tujuan wisata religi ziarah di Sumbar. Salah satu tempat ziarah yang penting adalah Surau Simaung atau Surau Syekh Malin Bayang di Jorong Tapian Diaro Nagari Sijunjung, Kabupaten Sijunjung.

Dua ribuan penziarah dari berbagai provinsi (Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Jambi, dan Lampung) datang ke Surau Simaung setiap tahun. Surau yang namanya diambil dari pohon simaung (Pangium Edule) ini merupakan surau yang dulunya pernah hidup tradisi intelektual Islam yang cukup maju pada masa lampau. Salah satu bukti adalah dengan ditemukannya 88 naskah tersebut.

Khazanah naskah yang berumur ratusan tahun itu telah dideskripsikan dan didigitalkan oleh Pramono (filolog Universitas Andalas) dan tim pada 2019.

“Selama sebulan kami berhasil mendigitalkan 20.914 halaman naskah dengan lebih dari 200 teks (kandungan isi naskah) koleksi Surau Simaung,” kata Pramono.

Kegiatan itu atas dukungan program Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia (DREAMSEA)

Naskah-naskah dengan kekayaan kandungan (sastra, sejarah, hagiografi, agama, pengobatan tradisional dan lain-lain) dan keragaman iluminasi (ragam hias di dalam naskah) yang tersimpan di Surau Simaung itu merupakan potensi besar untuk dikembangkan.

"Kita bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas mengupayakan pengembangan potensi itu dengan mengadakan pelatihan bagi para pakiah di Surau Simaung pada Desember 2020," katanya.

Pelatihan ini dimaksudkan agar para pakiah dapat mengembangkan khazanah naskah untuk industri krearif sebagai pendukung wisata religi ziarah.

Pramono yang juga ketua tim pelaksana pengabdian mengatakan melalui penerbitan edisi teks dan rekayasa iluminasi menjadi motif kain akan memberi peluang untuk pengembangan ekonomi kreatif.

“Hasil terbitan edisi teks naskah dan rekayasa iluminasi menjadi desain motif kain dapat menjadi ‘buah tangan’ bagi penziarah yang datang ke Surau Simaung,” katanya.

Di lain tempat, ketua LPPM Unand, Dr. Uyung Gatot S. Dinata mengharapkan kegiatan menjadi pendampingan jangka panjang. “Naskah-naskah koleksi Surau Simaung harus dikelola secara baik, sehingga peziarah dapat melihat khazanah naskah tersebut sebagai warisan intelektual ulama pada masa lampau,” ungkapnya.

Dengan demikian, khazanah naskah kuno itu akan menjadi nilai lebih Surau Simaung sebagai tujuan wisata religi ziarah.***1***