Kisah usaha kerupuk kacang Asyifa yang tetap eksis ditengah pandemi COVID-19 (Video)

id berita tanah datar,berita sumbar,rakik

Kisah usaha kerupuk kacang Asyifa yang tetap eksis ditengah pandemi COVID-19 (Video)

Usaha rakik kacang As Syifa di Jorong Kampung Tangah Nagari Pagaruyung Kecamatan Tanjung Ameh, Kabupaten Tanah Datar. (Antarasumbar/Etri Saputra)

Kalau produksi pasti ada dampaknya, tetapi alhamdulillah ada rezeki,
Batusangkar (ANTARA) - Industri makanan ringan kerupuk kacang As Syifa yang terletak di Jorong Kampung Tangah, Nagari Pagaruyung, Kecamatan Tanjung Ameh, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat mampu bertahan dan tetap eksis di tengah pandemi COVID-19 meski terjadi penurunan produksi.

Produksi tersebut terjadi penurunan dari awalnya 6.000 pcs per minggu menjadi 5.000 pcs saja, atau berkurang sekitar 1000 pcs dibanding hari normal.

"Kalau produksi pasti ada dampaknya, tetapi alhamdulillah ada rezeki. Biasanya untuk masa produksi itu selama enam hari perminggu, sekarang dikurangi menjadi lima hari tergantung banyaknya permintaan," kata pemilik usaha keripik As Syifa, Febriani (40) di Batusangkar, Selasa.

Meski terjadi penurunan produksi bukan berarti mengurangi cita rasa dan keaslian dari kerupuk kacang tersebut. Ia tetap mempertahankan dan tetap menjaga keaslian sekalipun beberapa harga bahan pokok pembuatannya naik.

"Kalau untuk cita rasa tidak pernah kita kurangi seperti takaran bumbu dan lainnya, meski terjadi lonjakan bahan baku pembuatan," katanya.

Ia mengaku berkat mengutamakan rasa dan kualitas, usaha rakik kacang As Syifa yang telah dibangunnya bersama kakaknya semenjak 2003 telah menembus pasar Sumatera Barat dan Riau.

Bahkan untuk pemasaran ke Provinsi Riau seperti daerah Teluk Kontan, Kota Pekanbaru, Pasia Pangiraian, hingga Bangkinang Kabupaten Kampar dan daerah lainnya mencapai 40 persen dari hasil produksi.
Usaha rakik kacang As Syifa di Jorong Kampung Tangah Nagari Pagaruyung Kecamatan Tanjung Ameh, Kabupaten Tanah Datar. (Antarasumbar/Etri Saputra)


Akan tetapi untuk pemasaran masih didominasi untuk wilayah lokal Sumatera Barat atau sekitar 60 persen lebih dari jumlah produksi.

Semenjak mendirikan industri rumahan tersebut, Febriani mengaku telah banyak mengalami pasang surut atau kendala yang dihadapi.

Salah satu kendala yang dihadapinya perempuan 40 tahun tersebut adalah kebakaran tempat usaha hingga tidak menyisakan satu barang pun, dan memulai kembali usahanya dari awal.

Namun berkat ketekunan, yakin, dan tetap bersyukur usaha yang ia bangun tersebut terus berkembang dan sukses hingga seperti saat sekarang ini.

"Apapun usaha kendala itu pasti ada, salah satu kendala yang saya alami yaitu kebakaran tempat usaha sekitaran 2013 dan memulai lagi dari nol," ujarnya.

Hingga kini usaha rakik kacang As Syifa juga bermanfaat bagi masyarakat setempat. Lebih kurang 30 orang ibu-ibu rumah tangga mencari rejeki diusaha tersebut.

Febriani yang juga anggota Bhayangkari tersebut berharap usaha rakik kacang tersebut tetap eksis dan bertahan serta semakin diminati di tengah masyarakat.