Tanjungpinang (ANTARA) (ANTARA) - Sebanyak 17.006 perempuan berumur 30-50 tahun di Provinsi Kepulauan Riau selama 2019 melakukan pemeriksaan IVA dan Sadanis, kata Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Provinsi Kepri Rosmeri.
"Sadanis atau periksa payudara klinis adalah pemeriksaan pada payudara oleh tenaga kesehatan terlatih. Sadanis akan dilakukan sebelum wanita melakukan Inspeksi Vagina dengan Asam aseta (IVA) untuk deteksi dini kanker leher rahim. Hasilnya ditemukan IVA positif (lesi pra-kanker) sebanyak 149 orang dan tumor payudara sebanyak 116 orang," katanya saat lokakarya IVA dan Sadanis di RSUD Ahmad Tabib Tanjungpinang, Jumat.
Berdasarkan data rekapan hingga 2019 dari beberapa rumah sakit di Provinsi Kepri, ditemukan kasus kunjungan kanker di Poli Onkologi 5.839 orang, mereka yang melakukan kemoterapi 852 orang dan melakukan operasi kanker 416 orang.
Data-data yang masuk tersebut, lanjut Rosmeri, belum sepenuhnya menggambarkan kondisi riil penderita kanker di Provinsi Kepri, karena hanya empat kabupaten dan kota yang terdata, minus Kabupaten Lingga, Natuna, dan Anambas.
Dia memperkirakan masih banyak penderita kanker di Kepri yang butuh perhatian dan bantuan dari YKI.
"Maka itu saya sangat membutuhkan komitmen dan kerja sama dari seluruh pengurus yang dapat melayani, memberikan pendampingan serta memberikan edukasi bagi penderita kanker,” ujarnya.
Dia mengatakan bahwa kanker penyakit paling menakutkan bagi banyak orang karena mengakibatkan kematian.
Apalagi, kata dia, bagi para perempuan yang rentan terserang kanker serviks dan payudara. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kanker penyebab kematian nomor satu di dunia pada akhir abad ini.
“Penyakit kanker akan sangat memengaruhi hidup dari penderita dan keluarganya, kemudian sektor pembiayaan kesehatan oleh pemerintah. Oleh sebab itu, peningkatan upaya pencegahan dan deteksi dini kanker perlu dilakukan oleh setiap orang,” katanya.
Rosmeri juga mengharapkan YKI pusat dapat menugaskan satu orang atau bahkan lebih, dokter speasilis kanker (onkologi) untuk mengabdi di RSUD Raja Ahmad Thabib, karena kebutuhannya mendesak untuk melayani pasien kanker yang terus bertambah.
“Dengan hadirnya dokter spesialis tersebut tentunya sangat membantu. Apalagi penderita kanker didominasi warga kelas bawah, jika berobat harus ke luar Kepri, tentu sangat memberatkan mereka,” katanya.