Kisah Shinta dan Kenzie: mendongeng merangkai abjad

id Mendongeng,Mengajar Lewat Dongeng

Kisah Shinta dan Kenzie: mendongeng merangkai abjad

Shinta bersama rekan-rekannya di Kampung Dongeng Seloko Jambi saat mendongeng di Desa Puding, Jambi. (Instagram)

Padang (ANTARA) - Rabu sore awal September 2019 langit biru. Angin berhembus sepoi-sepoi. Sesekali terdengar ayam kate berkokok. Shinta duduk di ruang tamu. Tubuhnya disandarkan ke sofa. Mata menatap langit-langit rumah. Ia terkenang Kenzie.

Muhammad Kenzie Pratyodha waktu itu sudah duduk di kelas dua sekolah dasar. Namun, anaknya yang kedua ini belum mampu membaca seperti kawan-kawan sekelasnya. Padahal, sejak awal kelas satu pada 2017 Kenzie sudah dimasukan les private.

Keterlambatan Kenzie dalam membaca ini juga berbeda dengan abangnya, Muhammad Alle Pratama ketika duduk di bangku PAUD sudah lancar membaca.

Setahun berjalan mengikuti les private, dan membimbingnya di rumah, namun belum ada tanda-tanda Kenzie bisa membaca. Ia mengaku merasa patah arang setelah upaya-upaya yang dilakukannya belum membuahkan hasil.

Sebetulnya, katanya, Kenzie sudah tahu abjad, namun belum bisa merangkainya hingga menjadi satu kalimat. "Dia (Kenzie) pernah bilang kalau angka-angkanya tidak beraturan," sebut sebut perempuan yang memiliki nama lengkap Rahayu Prashinta ini.

Sejumlah referensi ia baca untuk mengetahui apa penyebab Kenzie terlambat untuk bisa membaca, dan mencari metode-metode yang mungkin bisa diterapkan untuk mempermudah Kenzie merangkai huruf.

Mulai dari buku tentang psikolinguistik hingga disleksia pun dia baca. Bahkan, ia menonton film-film yang berhubungan dengan disleksia.

"Aku takut Kenzie mengidap disleksia. Bahkan berencana membawanya ke psikiater," kenangnya.

Ia terus menimbang untuk membawa Kenzie ke psikiater. Hingga akhirnya seorang teman yang merupakan kepala sekolah Raudatul Atfhal Kota Jambi, Ummi Detty, menyarankan agar menggunakan metode mendongeng dalam membantu membimbing Kenzie agar bisa menulis.

Dirinya mencoba melakukan saran Ummy Detty. Ia urungkan rencana membawa Kenzie ke psikiater, namun les private tetap jalan.

Mendongeng bukanlah hal yang mudah meskipun dirinya seorang guru. Kendati begitu, niatnya untuk bisa membuat anaknya bisa membaca lebih kuat ketimbang rasa takut itu. Bahkan, ia menimba ilmu dan bergabung di Kampung Dongeng Seloko Jambi.

Mendongeng, katanya bisa kisah apa saja, mulai dari keseharian hingga fabel, kisah para rosul atau cerita-cerita zaman dulu. Saat membimbing Kenzie, mendongeng ia lakukan setiap hari sebelum tidur.

"Cerita-cerita yang ringan saja, seperti anak kecil yang disuruh ibu membeli bawang. Di jalan ketemu temannya diajak main. Lalu dia bingung, main sama teman dulu atau nganterin bawangnya," ia mencontohkan.

Mendongeng, tak harus berlama-lama, cukup lima menit. Shinta lebih sering mendongeng kisah hewan dalam buku untuk merangsang Kenzie mengetahui isi buku dan terpacu untuk menulisnya.

Kenzie menikmati setiap cerita yang dikisahkan. Namun, tak kalanya juga Kenzie merasa pernah mendengar cerita atau melihatnya di YouTube sebelumnya sehingga minta kisah yang lainnya.

"Ini tantangannya. Dan kandang aku cuek aja ketika cerita yang aku kisahkan sudah pernah dilihatnya di YouTube atau pernah mendengarnya. Kita harus punya banyak referensi cerita," ujarnya yang kini aktif di Kampung Dongeng asuhan Awam Prakoso itu sejak 2018.

Setelah hampir enam bulan berjalan, Kenzie mulai menunjukan perkembangan. Hal itu sebetulnya di luar dugaannya. Kenzie menulis tentang singa.

"Aku temukan di bukuku, Kenzi menulis: 'suatu hari ada seekor singa'. Singa tak ditulis dengan abjad, tapi dalam bentuk gambar. Mungkin dia capek sehingga tak mau menulis," katanya.

"Bahagianya lebih dari mendapatkan surat cinta dari sang tersayang, lebih dari mendapatkan hadiah saat hari ulang tahun. Lebih dari semua itu," katanya sembari matanya berkaca-kaca.

Abangnya, Alle, sebutnya juga sering mengajaknya bermain cerita gambar, seperti gambar perang-perangan. Tanpa disadari, permainan itu ternyata juga merangsang Kenzie belajar menulis.

Kenzie kini duduk di kelas tiga dan sudah lancar membaca. Meskipun begitu, mendongeng masih menjadi rutinitas menjelang tidur hingga kini.

Mendongeng dalam mengajar

Pada Maret 2018, setelah dirinya bergabung dengan Kampung Dongeng Seloko Jambi, ia mencoba menerapkan metode mendongeng dalam memberikan pelajaran kepada anak didiknya di SDN 28/IV Jambi.

Menurut dia, metode mengajar dengan mendongeng lebih mudah diterima anak-anak. Pesan-pesan moral yang disisipkan dalam setiap cerita lebih mudah diterima anak. Pelajaran yang disampaikan melalui mendongeng lebih mudah dicerna anak-anak.

Melalui mendongeng, sebutnya mampu menumbuhkan keberanian anak untuk bercerita untuk mengekspresikan diri, dan mengembangkan diri lebih kreatif.

Untuk melatih muridnya berani tampil di muka umum dan berkreativitas, ia sering meminta murid-muridnya mendongeng di depan kelas.

"Aku kan mengajar kelas tiga sekolah dasar. Murid-murid di kelas ku paling ramai di sekolah. Aku coba gunakan metode mendongeng dalam mengajar, Alhamdulillah mereka banyak yang menjadi juara dalam lomba-lomba yang digelar di Kota Jambi," katanya.

"Memang capek sih karena setiap hari harus bercerita, namun ketika apa yang kita lakukan ini membuahkan hasil rasa capek itu hilang," ujar lulusan sarjana Bahasa Indonesia Universitas Bung Hatta ini.

Ia mengakui ketertarikannya terhadap mendongeng, bukan saja alasan Kenzie, tapi mencoba menjauhkan anak-anak dari bermain gawai.

"Aku paling sebel kalau liat anak berlama-lama bermain gawai," ujarnya.

Gawai dengan pelbagai permainan, menurutnya membuat anak-anak sulit berkreativitas, sulit untuk mengembangkan diri dan bergaul. "Ketika kita bermain game, kita asyik dengan diri sendiri gak peduli dengan lingkungan," katanya.

Selain aktif di Kampung Dongeng, ia juga membuka Rumah Baca Shinta di rumahnya, Griya Helloconia 2 Blok E No. 15 Kota Jambi, sejak sembilan bulan yang lalu. Dirinya sering mengajak rekan-rekannya di Kampung Dongeng membuat Pekan Ceria setiap akhir pekan.

Bersama rekan-rekannya di Kampung Dongeng Seloko Jambi, ia juga mengisi rubrik dongeng di TVRI Jambi.

Mari mendongeng.