Pemkab putuskan proses belajar mengajar di SMPN 2 Batusangkar dan SDN 20 Baringin dilaksanakan daring

id Pemkab tanah datar,Berita batusangkar,Berita sumbar

Pemkab putuskan proses belajar mengajar di SMPN 2 Batusangkar dan SDN 20 Baringin dilaksanakan daring

Plt Kepala Dinas Pendidikan Tanah Datar Inhendri Abas (Antara/HO) 

Batusangkar (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanah Datar putuskan pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) di SMPN 2 Batusangkar dan SDN 20 Baringin dilaksanakan secara daring.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Tanah Datar Inhendri Abas Dt Tan Rajo Basa di Batusangkar Rabu, mengatakan pembelajaran secara daring tersebut buntut penyegelan sekolah yang dilakukan kuasa hukum yang mengaku pemilik tanah tersebut.

"Terkait persoalan ini, berdasarkan arahan pimpinan daerah dan Forkopimda Tanah Datar, kami telah mengambil langkah-langkah diantaranya, memutuskan bahwa proses belajar mengajar daring," kata Inhendri saat konferensi pers yang digelar di Aula Dinas Kominfo Tanah Datar Rabu.

Dia mengatakan, upaya tersebut diambil bertujuan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan siswa setelah dalam menuntut ilmu.

"Maka siswa belajar di rumah masing-masing, sedangkan guru tetap masuk sekolah seperti biasa," kata dia.

Dia mengatakan, pihaknya turut prihatin dengan adanya aksi dorong-dorongan antara pelajar dengan pihak yang mengaku pemilik lahan apalagi sampai ada siswa yang harus mendapatkan perawatan medis.

Dia juga mengimbau, terkait hal itu orang tua siswa untuk sabar serta tidak terpancing isu-isu dalam menghadapi polemik tersebut.

“Kami mohon maaf kepada orang tua siswa atas ketidaknyamanan ini, dan meminta agar sabar dan memberikan kesempatan kepada Pemda untuk menyelesaikan persoalan ini. Jangan terpancing isu-isu yang mungkin saja muncul. Jika ada informasi yang dirasa simpang siur, diminta berkoordinasi dengan pihak sekolah," katanya.

Lebih lanjut, Inhendri menjelaskan pihaknya telah melakukan perawatan terhadap siswa yang mengalami luka dalam kejadian itu.

Dinas Pendidikan juga telah mengarahkan guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah tersebut untuk pendampingan menghindari trauma.

"Dinas Pendidikan sudah melalukan perawatan terhadap siswa yang terluka. Kami sudah menyampaikan kepada pihak sekolah, efektifkan guru BK untuk memberikan pendampingan dan motivasi menghindari trauma, seandainya usaha tersebut tidak maksimal, selanjutnya kita upayakan bantuan dari psikolog," ujarnya.