Padang, (Antara Sumbar) - Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Barat menelusuri penyebab terdamparnya seekor ikan paus di Pantai Dusun Masokut, Desa Bosua Kecamatan Sipora Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai.
"Saya mendapat kabar pada Kamis (26/10) ada seekor paus terdampar, namun kami masih berkoordinasi dengan DKP Kabupaten Mentawai untuk mengetahui jenis dan penyebab terdamparnya," kata Kepala DKP Sumbar, Yosmeri di Padang, Jumat.
Hingga saat ini info yang didapat, lanjutnya daging ikan paus tersebut sudah diambil oleh masyarakat sekitar karena binatang dilindungi itu dalam kondisi mati.
Untuk informasi awal, paus yang terdampar tersebut memiliki panjang sekitar 20 meter.
Menurutnya secara umum ada beberapa penyebab mamalia laut terdampar, seperti sakit atau terluka, ditinggal gerombolan, oksigen menipis, dan gejala alam misalnya gempa bumi akibat gunung meletus, sehingga terjadi aktivitas seismik bawah laut(Gempa bawah laut).
Kemudian ia menjelaskan jika ada mamalia laut yang terdampar, penanganan awalnya jika masih hidup masyarakat langsung melapor ke perangkat pemerintah terdekat dan harus diselamatkan untuk dilepaskan lagi ke laut.
Namun, sendainya ikan paus itu dalam keadaan mati maka sebaiknya dikuburkan agar tidak busuk dan mencemari lingkungan.
"Tetapi masyarakat juga boleh mengambil dagingnya jika daging ikan paus yang mati itu masih segar," ujar dia.
Tahun ini merupakan kedua kalinya ikan paus terdampar di Mentawai. Pada 2 Januari 2017, mamalia laut itu juga ditemukan terdampar dalam kondisi mati di Dusun Jati, Desa Tuapejat Kecamatan Sipora Utara.
Sebelumnya Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang, mengatakan perairan Indonesia merupakan salah satu jalur migrasi mamalia laut.
Fenomena mereka terdampar merupakan salah satu indikasi yang menunjukkan adanya sesuatu yang salah dari lingkungan laut.
Menurut dia, belum bisa disebutkan secara pasti penyebab dari terdamparnya mamalia laut seperti paus dan lumba-lumba serta beberapa jenis ikan yang dilindungi.
"Sekalipun demikian, faktor alam adalah salah satu pemicu terjadinya fenomena ini selain juga akibat gangguan dari aktivitas manusia," ujarnya. (*)
Berita Terkait
Gubernur : Pengalaman, prestasi dan ilmu pejabat purna tugas perlu diteladani
Minggu, 31 Oktober 2021 9:10 Wib
Sebagian perairan Sumbar cocok untuk budi daya ikan kerapu, ini alasannya
Senin, 5 Maret 2018 10:40 Wib
Sumbar targetkan produksi perikanan budidaya 242.314 ton pada 2018
Jumat, 26 Januari 2018 10:22 Wib
Akhirnya Izin Melaut Nelayan Bagan di Atas 30 GT Dipermudah
Rabu, 10 Januari 2018 11:04 Wib
2018, Sumbar Targetkan Produksi Ikan 212.145 Ton
Selasa, 31 Oktober 2017 17:54 Wib
Sumbar Upayakan Bagan Bisa Melaut Januari 2018
Selasa, 3 Oktober 2017 14:09 Wib
Sumbar Menyiapkan Pergub Antisipasi Kepunahan Ikan Bilih
Kamis, 20 Juli 2017 19:07 Wib
Sumbar Siapkan Raperda Zonasi Tata Ruang Laut
Jumat, 28 April 2017 19:30 Wib