Kemenpora Isi Sumpah Pemuda dengan Pameran Keris

id Sumpah Pemuda, kemenpora

Jakarta, (AntaraSumbar) - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengisi peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) 2015 dengan berbagai kegiatan yang salah satunya Pagelaran Keris Nusantara yang dikhususkannya untuk kalangan pemuda.

Sesmenpora Alfitra Salamm di Jakarta, Kamis mengatakan, digelarnya pemeran keris bukan tanpa alasan karena ingin mengajak pemuda Indonesia untuk memegang teguh karakter dan identitas budaya bangsa yang adi luhung.

"Dunia saja mengakui keberadaan keras. Masa pemuda tidak mengaku. Makanya kami ingin mengajak generasi muda untuk mengenal keris," katanya di sela pembukaan pameran dengan Tema "Dengan semangat hari Sumpah Pemuda kita tingkatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa melalui nilai-nilai luhur budaya keris Indonesia".

Pameran Keris Nusantara di Wisma Kemenpora Jakarta, 22-24 Oktober diikuti oleh para seniman, dan Mpu Keris dari seluruh Indonesia. Bahkan juga melibatkan mahasiswa dari beberapa universitas yang memiliki jurusan keris dan senjata tradisional seperti ISI Surakarta.

Ada sekitar 300 keris yang dipamerkan. Keris yang tertata rapi dalam rak display. Menurut data yang ada, keris yang dipamerkan dibuat mulai Abad 16 hingga 21. Adapun harga yang ditawarkan cukup variatif mulai dari Rp50 juta hingga Rp3 miliar.

"Yang dipamerkan disini semuanya master piece. Jadi semuanya bukan turunan atau tiruan," kata Ketua Panitia Pelaksana Pameran Keris Nusantara dalam rangka Hari Sumpah Pemuda 2015.

Menurut dia, keris merupakan karya cipta budaya yang syarat dengan nilai tuntunan dan tatanan (etika) yang dikemas secara indah dari bentuk visualnya. Bahkan nilai-nilai pada budaya keris sejak 25 Oktober 2005 telah diakui oleh Unesco sebagai The Indonesian Krisa Masterpiece The Oral and Intengible Heritage of Humanity.

Guna mengisi HSP 2015, Kemenpora tidak hanya menggelar pameran keris, namun beberapa kegiatan juga sudah dilakukan seperti pemuda pelopor sarjana penggerak pedesaan hingga beberapa kegiatan olahraga yang diikuti oleh Badan Eksekutif Mahasiswa serta Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP).

Selain itu Kemenpora juga menggelar pegelaran wayang kulit. Seperti yang dilakukan tahun lalu yaitu melibatkan dalang-dalang muda. Hal ini dilakukan untuk melestarikan salah satu budaya bangsa yang telah diakui oleh dunia internasional. (*)