Pesisir Selatan Bertekat Pertahankan Surplus Beras

id Pesisir Selatan Bertekat Pertahankan Surplus Beras

Painan, (Antara) - Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan bertekad pertahankan surplus beras yang telah terjadi sejak beberapa tahun terakhir hingga tahun 2014. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura Peternakan dan Perkebunan (Pertaholnakbun) Pesisir Selatan, Afrizon Nazar di Painan, Senin, mengatakan, kebutuhan masyarakat akan beras 57,8 ribu ton per tahun dari jumlah penduduk sebanyak 528.148 jiwa tahun ini, sementara produksi beras tahun lalu mencapai 253 ribu ton. "Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat akan gabah tahun ini diyakini tetap tercapai karena dari hasil panen selama ini, Pesisir Selatan telah memiliki kelebihan beras sebanyak 195,2 ribu ton," katanya. Pada tahun 2013 produksi padi mencapai 253 ribu ton, dari luas areal tanam sawah 45 ribu hektare dengan hasil panen rata-rata mencapai 5 - 5,5 ton per hektare. Menurut dia, angka itu memang belum maksimal karena pada musim tanam hingga panen tahun tersebut masih ditemukan beberapa kendala bagi petani dalam meningkatkan hasil panennya. Kendala tersebut seperti terjadinya pengurangan areal tanam akibat alih fungsi lahan, rusaknya jaringan dan bendungan irigasi di beberapa kecamatan karena dilanda banjir sehingga belum dapat meningkatkan hasil panen. Sementara Kepala Bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Peraholnakbun Pesisir Selatan, Widyadari mengatakan, daerah tersebut telah berhasil mempertahankan surplus pangan, khususnya beras berturut turut sejak lima tahun terakhir. Saat ini kabupaten itu berada pada urutan ke dua di Sumbar setelah Kabupaten Solok sebagai daerah produksi padi terbanyak di Sumbar. Sektor pertanian, lanjutnya, memiliki kontribusi yang cukup besar di Pesisir Selatan sebab total produk domestik regional bruto (PDRB) yang dimiliki mencapai 33,6 persen. Jumlah kepala keluarga yang bergerak di sektor itu mencapai 65 persen dari jumlah kepala keluarga yang ada. Mereka (petani) tersebar di 15 kecamatan yang ada di kabupaten itu. "Meski berada pada tingkatan produksi pertanian nomor dua tertinggi di Sumbar, namun petani hendaknya jangan merasa puas sebab kebutuhan beras selalu meningkat setiap tahunnya seiring pertumbuhan penduduk. (*/jun)