Lima Anak Korban Kapal Tenggelam di Larantuka Belum Ditemukan

id Lima Anak Korban Kapal Tenggelam di Larantuka Belum Ditemukan

Kupang, (Antara) - Bupati Flores Timur Yoseph Lagadoni Herin mengatakan masih ada lima orang anak sekolah dasar (SD) yang belum ditemukan dalam musibah tenggelamnya Kapal Nelayan Bhakti-74 yang mengakut para peziarah di Selat Gonzalu Larantuka, Jumat (18/4) siang. "Lima orang anak SD yang merupakan bagian dari rombongan peziarah asal Waibalun dan Lewolere Larantuka itu masing-masing Jefri Kerans, Satria Tukan, Tian Bethan, Donata Wain, dan Joe Werang," katanya ketika dihubungi dari Kupang, Sabtu. Bupati Flores Timur mengemukakan hal itu ketika ditanya soal perkembangan pencarian korban musibah tenggelamnya Kapal Nelayan Bhakti-74 yang mengangkut para peziarah dari Waibalun dan Lewolere di Selat Gonzalu antara Pulau Adonara dan Flores Timur daratan, Jumat. "Perkembangan sampai saat ini, masih ada lima orang yang belum ditemukan. Semuannya anak sekolah dasar, yang ikut dalam prosesi laut bersama para orangtua mereka," katanya. Prosesi laut untuk menjemput Arca Yesus (Tuan Meninu) dari Kapel Rewindo menuju Pante Kuce di depan istana Raja Larantuka itu merupakan bagian dari tradisi Gereja Katolik Larantukan dalam melarayakan Prosesi Jumat Agung setiap tahun menjelang Paskah. Yosni Herin--demikian sapaan akrab Bupati Flores Timur Yoseph Lagadoni Herin--menambahkan dalam musibah laut yang baru pertama kali terjadi dalam sejarah Prosesi Jumat Agung di Larantuka itu, sudah 57 orang ditemukan, termasuk di antaranya para anak buah kapal (ABK). Dari jumlah tersebut, tujuh orang di antaranya meninggal dunia, 19 orang menjalani rawat jalan, 31 orang rawat inap dan dua masih kritis dan saat ini dirawat diruangan ICU RSUD Larantuka di ibu kota Kabupaten Flores Timur. Dia mengatakan, proses pencarian terhadap para korban masih akan dilanjutkan hari ini, Sabtu (19/4). Pencarian dilakukan tim dari kepolisian dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur. Mengenai jumlah peziarah, dia mengatakan, belum dapat diketahui secara pasti, karena rombongan peziarah yang menggunakan kapal naas itu tidak terdata saat keberangkatan dari Waibalun. Saat ini, kata dia, Pemerintah Kabupaten Flores Timur sudah membuka posko di Kelurahan Lewolere, untuk menerima laporan dari keluarga korban yang merasa kehilangan anggota keluarganya dalam musibah tersebut. "Informasinya masih simpang siur, tetapi paling lambat petang ini sudah bisa dipastikan jumlah peziarah yang menjadi korban dalam musibah itu," kata mantan jurnalis itu. (*/jno)