Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa program Revitalisasi Tambak Pantai Utara Jawa (Pantura) yang bakal dilakukan secara bertahap, akan menggunakan anggaran sekitar Rp78 triliun.
"Seluas 78 ribu hektare total yang akan direvitalisasi, itu ditargetkan selesai tahun 2028. Total anggaran Rp78 triliun," kata Trenggono di sela kunjungan kerja di Kampus Perikanan Universitas Diponegoro (Undip) di Jepara, Jawa Tengah, Jumat.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan merevitalisasi 78 ribu hektare tambak kurang produktif (idle) di empat provinsi mulai dari Provinsi Banten hingga Jawa Timur. Revitalisasi akan dimulai pada tahun 2025 dan dilakukan secara bertahap yang ditargetkan rampung tahun 2028.
Di antara wilayah yang akan menjadi fokus revitalisasi adalah bagian Jawa Barat, yang mencakup 20 ribu hektare dari total 78 ribu hektare. Wilayah ini merupakan milik kehutanan, yang diperkirakan akan memudahkan proses revitalisasi dan meningkatkan efektivitas.
"Jadi ada 20 ribu hektare masuk dalam wilayah Jawa Barat, dari seluruh wilayah itu 78 hektare, 20 ribu hektare itu miliknya kehutanan, itu akan lebih mudah untuk kita lakukan revitalisasi," ujar Trenggono.
Proses revitalisasi akan melibatkan pemetaan wilayah yang dilakukan secara terinci. Pemetaan ini penting untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya, seperti apakah kawasan tersebut dapat disesuaikan untuk komoditas tertentu seperti garam atau bandeng.
Dia menyebutkan salah satu daerah yang sudah memiliki perencanaan adalah wilayah garam di Indramayu, di mana sekitar 3 ribu hektare dapat direvitalisasi dengan anggaran sekitar Rp500 miliar.
"Ini tentu akan kita lakukan pemetaan. Nanti per klaster begitu, contoh seperti wilayah garam, itu sudah dapat kemarin hitungan kami kurang lebih kira-kira sekitar Rp500 miliar untuk 3 ribu hektare (tambak) garam itu yang bisa kita revitalisasi," jelas Trenggono.
KKP akan melakukan pendekatan yang diterapkan disesuaikan dengan potensi masing-masing daerah dan jenis komoditas yang dapat dibudidayakan.
"Nanti kita bikin untuk garam sendiri, dan kemudian kalau tidak musim garam bisa dirubah untuk bandeng dan lain sebagainya. Jadi model-model seperti itu kita tentu kita lakukan tematik sesuai dengan wilayah," tambah Trenggono.
Sebelumnya, KKP menyatakan bahwa salah satu komoditas yang akan dibudidayakan dari revitalisasi tambak Pantura adalah komoditas ikan nila salin.
Ikan nila menjadi salah satu komoditas perikanan budidaya prioritas nasional yang dikembangkan, karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi untuk mencukupi kebutuhan pasar, baik dalam maupun luar negeri, dan mendukung program ketahanan pangan nasional.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menteri Trenggono: Revitalisasi tambak Pantura butuh dana Rp78 triliun