Kisah Juni Nurhajati, Mahasiswa yang Mendapatkan Layanan Berkualitas di RS Siti Rahmah

id Rumah Sakit Siti Rahmah,Program JKN

Kisah Juni Nurhajati, Mahasiswa yang Mendapatkan Layanan Berkualitas di RS Siti Rahmah

Padang (ANTARA) - Juni Nurhajati (21), seorang mahasiswi yang beralamat didaerah Tunggul Hitam, menjadi salah satu contoh nyata bagaimana program Jaminan Kesehatn Nasional (JKN) membantu masyarakat Indonesia dalam mendapatkan layanan kesehatan yang mudah, cepat dan setara. Juni telah merasakan manfaat besar dari program ini, khususnya ketika ia dirawat selama seminggu di Rumah Sakit Siti Rahmah akibat penyakit asma yang dideritanya. Pengalaman ini menjadi salah satu momen penting dalam hidupnya, dan dengan antusiasme yang tinggi, ia menceritakan pengalaman positifnya kepada tim Jamkesnews.

Sebagai seorang mahasiswi yang aktif dalam berbagai kegiatan kampus, Juni awalnya tidak pernah menyangka bahwa penyakit asma yang selama ini ia derita akan memaksanya untuk dirawat di rumah sakit. Gejala yang awalnya hanya berupa sesak napas ringan, lambat laun semakin parah hingga memaksanya menjalani perawatan medis lebih lanjut.

"Awalnya saya kira hanya kelelahan biasa, karena sering tidur hingga larut malam untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah. Namun, sesak napas yang saya alami semakin parah dan akhirnya orang tua saya membawa saya ke rumah sakit. Rumah Sakit Siti Rahmah dipilih sebagai tempat perawatan Juni karena fasilitas medis yang memadai serta kerjasama yang baik dengan Program JKN. Ketika tiba di rumah sakit, Juni langsung mendapatkan penanganan yang cepat dari tim medis. Begitu sampai, saya langsung diberikan oksigen dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Alhamdulillah, semua prosesnya lancar dan penanganan pertama saya sangat baik dilakukan oleh dokter maupun oleh petugas medis rumah sakit. Selanjutnya saya dianjurkan untuk dirawat inap oleh dokter," cerita Juni.

Selama seminggu masa perawatannya, Juni mendapatkan berbagai jenis terapi, termasuk terapi inhalasi dan pemberian obat-obatan untuk membantu melegakan saluran pernapasannya. Ia juga merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh tenaga medis selama berada di rumah sakit.

"Dokter dan perawat di rumah sakit Siti Rahmah Padang sangat ramah dan profesional. Mereka selalu memastikan kondisi saya setiap beberapa jam sekali. Saya merasa benar-benar diperhatikan. Ruang rawat inap juga nyaman selama saya menjalani rawatan di sana," tambahnya.

Salah satu hal yang membuat Juni sangat bersyukur adalah kenyataan bahwa biaya perawatan selama di rumah sakit sepenuhnya ditanggung oleh Program JKN. Sebagai seorang mahasiswi yang belum memiliki penghasilan tetap, Juni merasa lega karena tidak perlu khawatir soal biaya yang harus dikeluarkan.

"Saya tidak bisa membayangkan berapa banyak uang yang harus dikeluarkan jika tidak menggunakan Program JKN. Khawatirnya membebankan orang tua saya untuk membiaya perawatan saya selama dirwat inap di rumah sakit. Program JKN ini sangat membantu saya dan keluarga," ujar Juni.

Setelah menjalani perawatan intensif selama seminggu, kondisi kesehatan Juni pun mulai membaik. Dokter yang merawatnya memberikan izin untuk pulang, namun dengan beberapa catatan penting, seperti tetap menjaga pola hidup sehat dan menghindari faktor-faktor yang dapat memicu asmanya kambuh kembali.

"Saya diberi tahu untuk lebih sering berolahraga ringan, menghindari debu, dan selalu membawa obat asma ke mana pun saya pergi. Saya sangat berterima kasih kepada Program JKN dan seluruh tim medis yang telah merawat saya dengan baik selama saya menjalani pemulihan di rumah sakit selama seminggu. Menurut saya, Program JKN sangat membantu, terutama bagi kami yang masih dalam tahap pendidikan dan belum memiliki penghasilan tetap. Dimana biaya pengobatan khawatir membebankan orang tua, nyatanya semua ditanggung oleh Program JKN. Ketika selesai rawat inap, tidak ada tambahan biaya dan sistem ditanggung dahulu biaya pengobatan oleh pasien. Pelayanan yang saya dapatkan selama dirawat inap di rumah sakit juga sangat baik, baik dari segi fasilitas maupun tenaga medis," jelasnya.

Juni berharap program Program JKN terus dikembangkan dan semakin mempermudah akses masyarakat, khususnya mereka yang berada di kalangan menengah ke bawah, untuk mendapatkan layanan kesehatan yang layak. Ia juga mengajak sesama mahasiswa dan generasi muda untuk tidak ragu mendaftar sebagai peserta JKN.

"Kita tidak pernah tahu kapan kita membutuhkan layanan kesehatan. Menjadi peserta JKN itu seperti memiliki jaring pengaman, perlindungan diri sendiri. Kita bisa lebih tenang menjalani hari-hari tanpa perlu khawatir soal biaya kesehatan," tutupnya dengan senyum.

Pengalaman Juni Nurhajati ini menunjukkan betapa pentingnya jaminan kesehatan yang berkualitas seperti Program JKN untuk memberikan rasa aman dan akses kesehatan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, Program JKN telah membantu jutaan orang di Indonesia. Termasuk Juni, dalam menajalani proses pengobatan karena masalah kondisi kesehatan tanpa harus terbebani oleh biaya yang mahal. Semoga kisah inspiratif ini dapat memberikan dorongan bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap kesehatan dan mendukung Program JKN yang bermanfaat bagi banyak orang.