Padang (ANTARA) - Bencana alam merupakan peristiwa alam yang dapat menyebabkan kerusakan serta mempunyai dampak negatif yang luas. Bahkan, kejadian bencana alam tak jarang membuat warga terpaksa harus diungsikan ke tempat yang jauh lebih aman.
Imbasnya warga harus tidur dan beristirahat di tempat terbatas hingga harus berdesakan sehingga menyebabkan keterbatasan akses air bersih bahkan kelaparan. Keadaan ini menyebabkan situasi yang sulit khususnya bagi kelompok rentan seperti ibu menyusui.
Ibu-ibu menyusui yang terdampak bencana alam sangat berisiko menghentikan praktik menyusui eksklusif. Padahal, menyusui eksklusif sangat mendukung kesehatan ibu dan bayi pada saat situasi bencana alam. Menyusui memberikan manfaat kesehatan yang signifikan seperti memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi. Menyusui merupakan cara pemberian ASI yang paling efektif dalam situasi bencana karena dapat diberikan secara langsung oleh ibu.
Dalam situasi bencana alam, penguatan kepercayaan diri ibu untuk menyusui memegang peranan penting dalam mendukung keberhasilan praktik menyusui. Kepercayaan diri ibu dalam menyusui bayi sangat penting dipertahankan agar praktik menyusui eksklusif tetap berjalan.
Faktor-faktor yang memengaruhi kepercayaan diri ibu menyusui eksklusif dalam situasi bencana alam.
1. Pengalaman menyusui
Ibu yang mempunyai pengalaman menyusui yang positif dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam melanjutkan praktik menyusui.
2. Kecemasan ibu
Kecemasan terjadi karena adanya kekhawatiran ibu terkait kemampuannya untuk memberikan ASI secara optimal kepada bayi dalam kondisi darurat, situasi bencana yang penuh dengan ketidakpastian, kekhawatiran akan ketersediaan makanan dan air bersih, serta stres yang dialami ibu akibat kondisi lingkungan yang tidak stabil.
3. Dukungan suami dan keluarga
Dukungan suami dan keluarga juga berperan penting dalam memperkuat efikasi diri ibu untuk menyusui. Dukungan yang diharapkan ibu menyusui seperti dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi dan dukungan penilaian. Situasi bencana bisa menyebabkan kurangnya dukungan suami dan keluarga karena ketidaksiapan suami dan keluarga berada dalam situasi bencana.
4. Pengetahuan tentang menyusui
Pengetahuan penting dalam melakukan tindakan. Pengetahuan ibu tentang manfaat dan teknik menyusui eksklusif berdampak pada keputusan ibu untuk tetap menyusui bayi walaupun dalam situasi bencana.
5. Peran petugas kesehatan
Kesibukan petugas kesehatan pada situasi darurat akan mengalami peningkatan, tetapi peran petugas kesehatan dalam memberikan dukungan, edukasi, dan bimbingan terkait menyusui penting untuk keberlangsungan ibu menyusui bayi.
6. Sosial budaya masyarakat
Norma-norma budaya terkait menyusui dalam lingkungan sosial dan peran sosial dalam masyarakat mempengaruhi keputusan ibu menyusui bayi saat berada di tempat yang ramai dan berdesak-desakan.
Kemudian, terdapat pula langkah-langkah memperkuat kepercayaan diri ibu menjalani praktik menyusui eksklusif dalam situasi bencana alam.
1. Memberikan edukasi dan informasi
Edukasi dan informasi diberikan secara komprehensif, terutama tentang manfaat menyusui eksklusif, teknik-teknik menyusui yang benar sesuai dengan kondisi ditempat pengungsian, penekanan pentingnya ASI bagi kesehatan ibu dan bayi serta strategi untuk mengelola kecemasan
2. Melibatkan keluarga dalam mendukung ibu
Melibatkan keluarga dalam praktik menyusui eksklusif dapat memberikan kepercayaan diri tambahan bagi ibu. Dukungan suami dan anggota keluarga lain dapat memperkuat keyakinan ibu dalam menyusui. Dukungan yang diberikan berupa dukungan emosional seperti mengingatkan ibu agar tetap menyusui, dukungan instrumental seperti membantu posisi nyaman ibu saat menyusui bayi dan dukungan penilaian seperti memberikan pujian saat ibu berhasil menyusui bayi.
3. Melibatkan petugas kesehatan
Petugas kesehatan dilibatkan dalam memberikan dukungan terutama dukungan informasi, motivasi dan bimbingan terkait menyusui. Ketersediaan layanan kesehatan yang ramah ASI dan dukungan dari petugas kesehatan dapat meningkatkan keyakinan ibu dalam menyusui
4. Memberikan pelatihan keterampilan menyusui
Memberikan pelatihan tentang keterampilan menyusui secara langsung, seperti mencontohkan teknik menyusui bayi yang benar, posisi menyusui yang nyaman dan cara mengatasi masalah umum yang mungkin timbul selama menyusui. Ibu menyusui dapat langsung mempraktekkan keterampilan yang dipelajari dengan didampingi oleh pelatih. Pelatihan keterampilan menyusui dapat diberikan oleh petugas kesehatan atau konselor menyusui.
5. Membangun jaringan dukungan komunitas
Membangun jaringan dukungan komunitas seperti membentuk kelompok ibu menyusui atau kelompok pendukung ASI di pengungsian sehingga ibu tidak merasa sendiri menyusui bayi dan dapat berbagi pengalaman menyusui. Kecemasan ibu akan hilang jika berada di dalam kelompok dengan status yang sama. ibu dapat merasa lebih tenang, yakin, dan mampu mengatasi tantangan yang muncul, sehingga dapat terus memberikan ASI secara optimal kepada bayinya.
Dengan mengimplementasikan strategi-strategi di atas, diharapkan ibu dapat memperkuat kepercayaan diri dalam menyusui eksklusif dalam situasi bencana alam di mana tantangan ekstra mungkin muncul. Kepercayaan diri yang kuat akan membantu ibu untuk tetap konsisten dalam praktik menyusui eksklusif, yang pada gilirannya akan memberikan manfaat kesehatan optimal bagi bayi dan ibu.
Penguatan kepercayaan diri ibu dalam menyusui merupakan faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam situasi bencana alam untuk mendukung keberhasilan praktik menyusui dan kesehatan bayi serta ibu secara keseluruhan. Dengan pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan menyusui dan implementasi langkah-langkah yang sesuai, diharapkan ibu dapat tetap termotivasi dan yakin dalam menyusui bayinya, meskipun dihadapkan pada situasi bencana alam.
Penulis: Dr. Vetty Priscilla., S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat.,MPH
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas