BKSDA Sumbar: jangan percaya berita bohong tentang kemunculan harimau

id BKSDA Sumbar,Berita sumbar

BKSDA Sumbar: jangan percaya berita bohong tentang kemunculan harimau

Petugas BKSDA Sumbar sedang mamasang kandang jebak di Tigo Nagari, Pasaman. Dok Antara/Yusrizal

Lubukbasung (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mengajak masyarakat agar jangan percaya begitu saja dengan berita kemunculan harimau sumatra atau panthera tigris sumatrae sebelum ada data-data valid yang mendukung informasi itu.

"Jangan mudah percaya dengan adanya kemunculan harimau sumatra yang beredar di media sosial yang menghebohkan masyarakat Tigo Nagari Kabupaten Pasaman," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sumbar Antoni Vebri didampingi Pengendali Ekositem Hutan (PEH) BKSDA Sumbar Rusdiyan P Ritonga di Lubuk Basung, Selasa.

Ia mengatakan, BKSDA Sumbar telah menurunkan petugas untuk melakukan penanganan interaksi negative atau konflik satwa dengan manusia di Tiga Nagari, Kabupaten Pasaman.

Penanganan konflik tersebut setelah satwa jenis harimau sumatra sering muncul di daerah itu, sehingga dipasang dua kandang jebak untuk evakuasi satwa.

Setidaknya ada 10 laporan dari masyarakat setempat tentang kemunculan harimau sumatra semenjak penanganan konflik pada Rabu (3/1) sampai Selasa (9/1).

Setelah dilakukan klarifikasi dan identifikasi lapangan, petugas yang dibantu Centre for Orangutan Protection (COP) dan Tim Patroli Anak Nagari (PAGARI) Salareh Aia Kabupaten Agam, tidak menemukan keberadaan tanda-tanda satwa dan begitu juga pemantauan satwa menggunakan drone thermal.

"Ada laporan menyatakan bahwa salah seorang warga menemukan harimau sumatra dua ekor saat hendak ke kebun. Saat petugas melakukan verifikasi langsung ke warga itu, ia mengakui tidak menemukan harimau sumatra," katanya.

Ia menambahkan, begitu juga informasi dari warga terkait ditemukan jejak harimau sumatra di Salareh Aia Utara, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam.

Setelah mendapatkan informasi itu, BKSDA Sumbar mengerahkan Tim PAGARI Salareh Aia Timur. Hasil verifikasi dan Indentifikasi di lapangan, belum bisa dipastikan harimau sumatra.

"Berdasarkan data ditemukan di lapangan ukuran lebar tapak hanya enam centimeter yang mendekati ukuran jejak macan dahan atau kucing emas. Saat ini PAGARI sedang memasang kamera jebak untuk memastikan jenis satwa," katanya.

Sementara Camat Tigo Nagari, Gustian meminta wali nagari, jorong dan perangkat untuk meluruskan informasi yang beredar kepada masyarakat, agar tidak percaya dengan informasi yang beredar di media sosial, karena tidak ada bukti.

"Saya dan Forkopimca juga menyampaikan saat ada momen pertemuan dengan warga, agar tidak mengunggah di media sosial informasi yang belum pasti kemunculan harimau sumatra," katanya.

Ia mengakui, bakal mengadakan pertemuan dengan wali nagari, tokoh adat dan masyarakat untuk penyadar tauan masyarakat terkait konflik di Kecamatan Tigo Nagari, Pasaman dengan narasumber dari BKSDA Sumbar pada Kamis (11/1).

Selama ini BKSDA Sumbar sangat merespon laporan masyarakat terkait kemunculan harimau sumatra dengan baik, sehingga masyarakat tidak resah.

"Saya tiap hari melaporkan ke Bupati Pasaman dan bupati mengucapkan terimakasih ke BKSDA Sumbar yang telah merespon konflik dengan menurunkan petugas cukup banyak, sehingga masyarakat menjadi tenang," katanya.