Padang (ANTARA) - Seorang laki-laki paruh baya tergopoh-gopoh turun dari motor di sebuah warung sambil menenteng galon kosong. Wajahnya yang gusar tiba-tiba tersenyum setelah berbincang dengan pemilik warung menanyakan sesuatu.
Sejak satu jam yang lalu, ia bepergian dari satu toko ke toko lainnya, warung ke warung, namun yang dicarinya tidak ditemukan. Momen yang seharusnya menjadi waktu baginya untuk mencari sarapan, justru digunakan untuk mencari air minum.
Ia akhirnya menemukan sebuah tempat yang masih memiliki stok galon air minum merek AQUA untuk dibelinya, meskipun hanya warung kecil.
"Pagi ini saya harus mencari air minum untuk keluarga di rumah, karena galon AQUA kami kosong. Sambil mencari sarapan, saya cari air minum. Tapi kebetulan banyak stok galon yang kosong di toko-toko," kata Hamdi, warga Lubuk Buaya, Padang, Sumatera Barat, Sabtu.
Sambil menyeka kening, Hamdi mengaku memiliki toko langganan untuk membeli AQUA, hanya saja saat itu stok mereka habis. Bapak empat anak tersebut mengetahui toko dan warung lain yang biasa menjual AQUA di dekat rumahnya, namun ternyata kondisinya sama.
Tanpa sengaja, ia melihat sebuah warung kecil yang terdapat plang menandakan toko itu menjual produk AQUA. Kendati tidak memperlihatkan galon di depannya, Hamdi mencoba bertanya ke warung itu dan ternyata ia menemukannya.
Menurutnya, warung itu adalah warung terakhir yang terdekat bisa dijangkaunya. Jika tidak juga ditemukan, ia akan membeli AQUA botol kapasitas 1,5 liter sebanyak dua botol untuk memenuhi kebutuhan air minum sementara.
Tahun ini adalah tahun ketujuh Hamdi dan keluarganya rutin mengonsumsi air mineral itu. Sebelumnya, Hamdi adalah pelanggan air minum galon isi ulang di depot dekat rumahnya. Meski harga murah, yakni Rp5000 per galon, ternyata tidak sebanding dengan kualitasnya.
"Saya dan keluarga sering mengalami sakit perut saat itu, sebelum pindah konsumsi AQUA ini. Saya tidak tahu itu air isi ulang dimasak atau tidak, tapi rasannya memang segar, dingin, harganya murah," kata Hamdi.
Saat pindah ke AQUA, Hamdi yang merupakan pekerja lepas itu harus merogoh kocek lebih besar. Ia menukarkan galon aqua kosong dengan yang sudah berisi seharga Rp21 ribu.
Walau harga lebih mahal, tapi anak-anak di rumah tidak sakit perut lagi, katanya.
Konsumen AQUA lainnya, warga Gunung Pangilun, Yusrizal mengaku dirinya tidak percaya dengan air galon isi ulang di depot karena belum tentu higienis.
"Kita tidak tahu bagaimana prosesnya, sumber airnya di mana. Sedangkan AQUA ini punya mata air sendiri, ada penghijauannya. Membeli aqua ini hitung-hitung untuk kesehatan jangka panjang," kata Yusrizal.
Bos sebuah percetakan di Padang itu tidak hanya mengonsumsi AQUA untuk keluarganya saja, tetapi juga berlangganan air mineral itu untuk konsumsi sehari-hari karyawan di kantornya.
Yusrizal berpindah ke AQUA, karena sebelumnya pernah membeli galon isi ulang di depot dekat rumahnya. Dalam waktu tiga hingga lima hari, air galon itu sudah berlumut.
"AQUA ini harganya Rp21 ribu per galon, diantar ke rumah Rp22 ribu, jadi yang kita beli ini kesehatan, yang kita bayar masa depan, sebab air itu penting, kesehatan dimulai dari sana," katanya.
Data Pemkot Padang, air tak layak minum di kota itu berada di angka 4,65 persen. Air tidak layak minum itu, karena banyaknya warga yang mengonsumsi air minum isi ulang, tanpa memperhatikan kelayakan depot air minum tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, dr Srikurnia Yati menyebutkan, terdapat 1.200 depot air minum isi ulang di kota itu, namun yang kini aktif tinggal 800 depot, sedangkan yang lainnya sudah tutup.
"Kami dari Dinas Kesehatan melakukan pemantauan kebersihan secara berkala terhadap depot-depot itu, juga dari puskesmas sesuai dengan wilayah kerja. Pemantauannya terkait dengan kebersihan, sumber air, siapa orang yang mengisi air itu, serta pemeriksaan laboratorium," katanya di Padang.
Karena itu, depot air galon isi ulang akan dilabeli secara khusus jika sudah diperiksa berkala sesuai standar kesehatan.
Dikatakannya, air yang tidak bersih atau sarana depot yang tidak bersih, jadi tempat berkembangnya bakteri ecoli yang dapat membahayakan terutama terhadap ibu hamil dan anak-anak,
Jika air itu dikonsumsi, katanya, akan menyebabkan diare terus menerus, terjadi dehidrasi, khususnya pada anak-anak dan balita sehingga menyebabkan gagal tumbuh kembang atau Stunting.
Menurutnya, air minum yang sehat serta kondisi sanitasi yang baik akan membuat anak terjauh dari stunting. DInas Kesehatan Kota Padang mencatat, jumlah anak terindikasi stunting di kota Bingkuang itu hingga September tercatat 1.268 anak dari 55.800 balita yang sudah diinput datanya.
Menjaga keberlanjutan alam dan kesehatan
Pada tahun 2013, AQUA mendirikan pabrik yang ke-17 di Indonesia,yang berlokasi di Jorong Kayu Aro, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Pabrik yang dibangun di lokasi terdingin di provinsi itu memiliki misi memenuhi kebutuhan air minum yang sehat dan berkualitas bagi masyarakat.
Stakeholder Relations Pabrik AQUA Solok Azrai mengatakan, proses pelestarian lingkungan di Solok telah dimulai jauh sebelum pabrik dibangun yakni sejak 2010.
"Kegiatan tersebut antara lain adalah pembuatan fasilitas air bersih dan sanitasi untuk beberapa kampung, pengembangan program pertanian berkelanjutan, penanaman pohon sekitar pabrik," kata Azrai.
Selain itu juga dilakukan renovasi fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) dan tempat wudhu untuk beberapa masjid dan mushola di lima jorong di Kayu Aro, serta beberapa kegiatan lingkungan dan aktivitas masyarakat di Kayu Aro dan sekitarnya.
Azrai menjelaskan, salah satu program tersebut yakni Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang dilakukan mulai tahun 2011, seperti penyediaan fasilitas MCK di kampung-kampung dekat lokasi pabrik.
Saat itu diketahui banyak warga yang masih Buang Air Besar (BAB) sembarangan, karena itu penyediaan MCK sangat penting sekaligus edukasi bahwa BAB sembarangan bisa berdampak pada kesehatan dan lingkungan.
Kemudian penyediaan air bersih dan pipanisasi untuk warga, kata Azrai, sangat bermanfaat yang dilakukan setelah pabrik berdiri.
"Ada satu dusun yang kita bantu pada 2016, yakni Dusun Kelok Batuang, sejak Indonesia merdeka sampai saat kita bantu, mereka belum pernah merasakan air bersih sampai ke rumah. Biasanya mereka ambil air bersih jauh ke sungai atau beli ke mobil tangki," katanya.
AQUA selain membantu penyediaan air bersih dan pipanisasi, sekaligus juga pengelolaan kelompok untuk pemanfaatan air bersihnya.
Pabrik AQUA Solok juga menjaga keberlanjutan alam dan lingkungan yang mendorong terciptanya bisnis yang berkelanjutan, termasuk melakukan perlindungan sumber daya air tersebut melalui aksi nyata dan edukasi.
Azrai menjelaskan, hingga saat ini Pabrik AQUA Solok telah melakukan penanaman sebanyak 31.664 pohon, pembuatan 711 unit biopori, pembuatan 78 sumur resapan, dan berbagai kegiatan konservasi lainnya guna memastikan peresapan air kembali ke dalam tanah, menjaga ketersediaan air, dan sekaligus melestarikan lingkungan.
Pabrik AQUA Solok bertekad terus meningkatkan kinerja produksi dan prestasi dalam menghadirkan berbagai produk berkualitas, sekaligus bersama berbagai pihak terkait terus menjaga keberlanjutan lingkungan melalui pelaksanaan program-program tanggung jawab sosial lingkungan.
Sementara itu, menurutnya produksi produk AQUA di pabrik Solok setiap tahun terus ada peningkatan tergantung permintaan pasar,
"Secara produksi terus meningkat, karena seiring berkembang dengan kegiatan community development yang diberikan kepada warga sekitar. Peningkatan itu berbarengan dengan kegiatan CSR yang diberikan setiap tahun," jelasnya.
Pemilik toko Tita di Lubuk Buaya, Padang, Misbahul Munir mengatakan, air mineral kemasan AQUA berbagai ukuran di tokonya itu memang banyak dicari konsumen.
Khususnya para ibu hamil, kata Misbahul, banyak yang membeli air botol AQUA kemasan 1,5 liter dan 600 mililiter, meskipun ukuran galon tetap menjadi paling banyak dicari.
"Kata mereka minum air ini badan segar, jarang kena flu dan batuk. Saya juga konsumsi air galon ini sehari-hari," katanya
Saat baru pertama buka, toko bisa menjual galon AQUA sebanyak 500 buah dalam sebulan, dan permintaan terus meningkat bahkan 250 galon dalam seminggu.
Menurutnya kini ia dapat menjual 300 galon dalam sebulan, jumlah tersebut menurun mungkin karena sudah banyak pesaing dari merek galon lain.
Misbahul mengaku pernah mendapatkan distribusi galon macet ke tokonya karena beberapa hal, seperti perbaikan mesin oleh pabrik AQUA Solok. Namun tidak lama, stok kembali datang karena dibantuk pasokannya dari Langkat dan Brastagi, Sumatera Utara.
Sampai kini ia sudah memiliki banyak pelanggan tetap yang rutin membeli galon AQUA di tokonya. Termasuk Hamdi, warga Lubuk Buaya, yang berupaya menjaga Kesehatan di masa depan dengn AQUA. (*)