Dengan Program JKN, Periksaan Mudah Keuangan Aman

id JKN, BPJS Padang

Dengan Program JKN, Periksaan Mudah Keuangan Aman

Adisty merasakan banyak manfaat program JKN. (ANTARA/ist)

Padang (ANTARA) - Berjalannya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah mempermudah masyarakat Indonesia memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas. Bukannya hanya berkualitas namun juga mudah, cepat dan setara.

Hal ini telah dirasakan oleh Adisty Fadhilah P, salah satu peserta JKN Kota Padang. Adisty menyampaikan bahwa ia telah mengalami miopia (rabun jauh) sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dan hal ini terus berlangsung hingga sekarang dengan mengalami perubahan tingkat keparahan yang berbeda dari tahun ke tahun.

Namun, hal ini bukan menjadi kekhawatiran oleh Adisty. Terdaftar sebagai peserta BPJS segmen PPU dengan salah satu orangtua PNS, membuat Adisty dan keluarga tidak ragu untuk memeriksakan kesehatan mata dan rutin mengganti kacamata jika memang dibutuhkan.

Adisty menceritakan awal mula merasakan pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional dimana ia tidak ingin memberitahu orangtuanya bahwa penglihatannya mulai terganggu karena berpikir bahwa pemeriksaan mata dan pembuatan kacamata akan memakan biaya yang tidak sedikit.

Namun, seiring waktu hal ini mengganggu kegiatan belajarnya sebagai seorang siswa. Akhirnya ia menyampaikan hal tersebut dan tanpa ditunda terlalu lama orangtuanya langsung membawa ke fasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas).

Di puskesmas, Adisty tidak merasakan adanya perbedaan pelayanan yang diberikan antara pasien umum dan juga pasien peserta JKN, semua disamaratakan.

Administrasi yang diurus juga tidak berbelit-belit, hanya cukup menunjukkan kartu peserta JKN dan juga kartu keluarga (KK) kemudian langsung diarahkan ke poli untuk dilakukan pemeriksaan. Selesai pemeriksaan juga langsung diarahkan ke optik yang menjadi mitra BPJS.

Setiba di optik, pelayanan menentukan frame kacamata dan lainnya juga diberikan dengan baik dan ramah kepadanya. Tidak timbul perasaan kurang nyaman atau dibedakan-bedakan sebagai peserta JKN selama proses pelayanan.

“Kekhawatiran saya akan biaya mahal yang dapat membebani orangtua saya dalam memeriksakan mata saya seketika hilang. Saya bertanya kepada orangtua berapa biayanya setelah selesai pemeriksaan dan pembuatan kacamata, namun orangtua saya berkata bahwa tidak ada biaya yang dikeluarkan karena telah ditanggung BPJS,” katanya.

Sejak mengetahui telah terdaftar sebagai peserta JKN, Adisty mengatakan bahwa ia cukup rutin menggunakan pelayanan kesehatan dengan JKN untuk pemeriksaan mata dan pembuatan kacamata setidaknya dua tahun sekali sesuai anjuran.

Bahkan untuk penyakit-penyakit lainnya ia juga selalu menggunakan pelayanan kesehatan dari JKN. Ia merasa puas dengan pelayanan yang diberikan dan merasa tidak perlu khawatir dan mengira-ngira berapa biaya yang akan dikeluarkan setiap kali datang ke fasilitas pelayanan kesehatan karena semua telah ditanggung oleh BPJS.

Adisty juga menjelaskan bahwa beberapa keluarga besarnya dahulu menggunakan asuransi swasta karena mendengar isu bahwa pelayanan JKN terkadang dibedakan, diperlama prosesnya, sulit administrasinya dan lain sebagainya.

Namun setelah mendengar dan melihat apa yang terjadi padanya selama menjadi peserta JKN menyadarkan keluarganya bahwa pelayanan JKN sebenarnya mudah dan tidak ada membeda-bedakan sehingga keluarganya mulai beralih dan kini telah mempercayakan pelayanan kesehatan yang akan mereka dapat pada program JKN.

“Kita tidak pernah tahu kapan penyakit datang menghampiri, berapa lama pengobatan, berapa biaya yang dikeluarkan, siapa saja yang mengalami kesulitan jika diri kita sakit dan lainnya. Namun sangat disayangkan belum semua masyarakat sadar dan mau mendaftarkan dirinya sebagai peserta JKN dengan berbagai alasan. Jika alasannya administrasi yang sulit, dibeda-bedakan pelayanannya dan stigma kurang baik tentu tidak sepenuhnya benar. JKN sudah menjadi pilihan yang tepat bagi masyarakat dari berbagai kalangan untuk peduli akan kesehatan diri kita sendiri di kemudian hari,"tutupnya.*