Padang (ANTARA) - Kementerian Ketenagakerjaan mengadakan kegiatan edukasi program BPJS Ketenagakerjaan bagi pekerja informal atau Bukan Penerima Upah di Padang (8/09). Kegiatan tersebut juga dibuka Wakil Menteri Ketenagakerjaan Arfiansyah Noor .
Dalam sambutannya Wamennaker mengatakan, bahwa jumlah peserta BPJS Ketenagakerjaan untuk sektor informal di Indonesia masih terbilang rendah, yakni diangka sekitar 10 persen.
Angka ini menurutnya masih tergolong masih rendah, karena masyarakat masih salah dalam memahami, bahwa BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya untuk pekerja formal.
“Cara menggenjot kepesertaan tersebut dengan cara memberi pemahaman dan edukasi, kepada masyarakat tentang manfaat BPJS Ketenagakerjaan yang sudah disiapkan pemerintah,” katanya.
Wamen menyebutkan untuk pekerja informal mereka membayar secara mandiri, dengan iuran yang sudah ditetapkan hanya sebesar Rp. 16.800,- per bulan. Sementara itu, jika peserta meninggal maka ahli waris mendapatkan santunan sebesar Rp. 42 juta.
“Memang pekerja informal ini, mereka membayar dirinya sendiri dengan harga yang sudah ditetapkan itu Rp.16.800. Dari situlah mereka memberikan semacam kewajiban, sehinga ketika terjadi kecelakaan kerja, kematian, meninggal dll negara memberikan fasilitas,” jelasnya.
Selanjutnya, Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Padang Jefri Iswanto menambahkan, BPJS Ketenagkerjaan tidak hanya dapat melindungi para pekerja formal/ Penerima Upah saja namun juga dapat melindungi pekerja Bukan Peneima Upah/ pekerja informal.
“Untuk pekerja informal seperti nelayan, pedagang, petani ataupun tukang ojek, mereka juga bisa terlindungi Program BPJS Ketenagakerjaan dalam segmen Bukan Penerima Upah” ungkap Jefri.
Jefri menyebutkan saat ini baru 15.414 pekerja informal di Kota Padang, yang terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. Sementara jumlah angkatan kerja untuk sektor informal mencapai 317.459 pekerja.
“Kami sudah berkolaborasi dengan berbagai institusi dan pemerintah daerah melakukan sosialisasi, hingga membentuk agen perisai BPJS Ketenagakerjaan untuk kemudahan informasi bagi peserta,” katanya.
Ia menambahkan, jumlah peserta BPJS Ketenagakerjaan mandiri di Sumbar rata-rata masih diangka 30 persen. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem masih jauh dari harapan.
Jefri berharap dengan adanya dukungan dari Pemerintah Daerah, terhadap program BPJS Ketenagakerjaan ini dapat mengurangi dan mengantisipasi terjadinya kemiskinan baru.
“Dengan adanya dukungan pemerintah daerah tentang program BPJS Ketenagkerjaan kami berharap dapat mengurangi dan antisipasi terjadinya kemiskinan baru” ujarnya.
Berita Terkait
Tingkatkan UCJ, Pemko Padang Dukung BPJS Ketenagakerjaan Optimalisasi Kepesertaan Jamsostek
Selasa, 12 November 2024 6:17 Wib
BPJS Ketenagakerjaan Pastikan Peserta Dapatkan Kemudahan dari Aplikasi Jamsostek Mobile (JMO)
Senin, 9 September 2024 11:30 Wib
Pemda Lima Puluh Kota susun Universal Coverage Jamsostek (UCJ)
Rabu, 14 Agustus 2024 19:40 Wib
120 pelaku UKM Padang Panjang, ikuti sosialisasi program Jamsostek BPJS Ketenagakerjaan
Rabu, 31 Juli 2024 17:04 Wib
Bank Nagari buka rekening tabungan klaim jaminan sosial amsos BP Jamsostek
Kamis, 7 Desember 2023 18:15 Wib
BPJAMSOSTEK Solok Selatan edukasi peserta penggunaan JMO
Kamis, 4 Mei 2023 12:35 Wib
JAMSOSTEK Cabang Solok serahkan santunan Rp216 Juta kepada keluarga korban pekerja rentan
Kamis, 16 Maret 2023 12:05 Wib
Gubernur Sumbar:BPJS Ketenagakerjaan berperan penting di perlindungan sosial ekonomi pekerja
Selasa, 14 Maret 2023 19:29 Wib