Cegah abrasi, tanam pohon sejak dini di Pasaman Barat

id tanam pohon sejak dini di Pasaman Barat,abrasi Pasaman Barat ,berita Pasaman Barat ,berita sumbar

Cegah abrasi, tanam pohon sejak dini di Pasaman Barat

Jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Pasaman Barat, Sumbar saat melakukan penanaman pohon di Bungo Tanjung Jorong Pondok Kecamatan Sasak Ranah Pasisia dalam rangka antisipasi abrasi pantai. (Antara/Altas Maulana)

Simpang Empat (ANTARA) - Gerakan menanam pohon di tepi pantai terus digalakkan oleh jajaran Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat beserta kepolisian, kejaksaan dan TNI sebagai bentuk antisipasi abrasi di tepi pantai di daerah itu.

Abrasi yang semakin meluas membuat pihak terkait terus melakukan gerakan menanam pohon dengan melibatkan masyarakat, anak pramuka dan pemuda sekitar pantai.

Abrasi itu terjadi disejumlah lokasi pantai yang berada di tepi Samudera Hindia itu mulai dari daerah Bungo Tanjuang, Pantai Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisia sampai ke Pantai Sikabau Kecamatan Parit Koto Balingka.

Abrasi itu sudah menyebabkan puluhan rumah di Pantai Sasak sudah terdampak. Bahkan 7.000 kepala keluarga terancam terkena abrasi dengan meluasnya kikisan tebing oleh hantaman air laut dan juga ada hantaman air sungai dekat lokasi itu.

Menyikapi hal itu Pemkab Pasaman Barat bersama kepolisian, TNI dan kejaksaan terus melakukan gerakan menanam pohon antisipasi abrasi yang meluas.

Dari pihak kepolisian satu minggu terakhir telah menanam sekitar 1.300 batang pohon di Bungo Tanjuang Jorong Pondok Sasak dengan harapan bisa menjaga lingkungan dari hantaman abrasi.

Selain menyelamatkan lingkungan juga akan memperindah pantai yang menjadi destinasi andalan wisata Pasaman Barat.

Penghijauan Sejak Dini

Gerakan menanam pohon di Pantai Sasak dilakukan secara masif dengan melibatkan masyarakat, pemuda dan juga anak pramuka.

Pohon yang ditanam itu dalam rangka penghijauan dan antisipasi abrasi di pantai itu yang juga banyak perumahan dekat lokasi itu.

"Polri lestarikan negeri, penghijauan sejak dini. Itu konsep yang kami usung dalam penyelamatan daerah Pantai Sasak," kata Kepala Kepolisian Resor Pasaman Barat AKBP Agung Basuki.

Adapun pohon yang ditanam itu mulai dari pohon mahoni, pinus, bakau, bayur, trambesi dan pohon pinang.

Anggota kepolisian berkolaborasi bersama Pemkab, masyarakat dan anak pramuka yang ada.

Mereka menanam pohon di sepanjang tepi Pantai Sasak dekat objek wisata Pantai Sasak Pohon Seribu.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk melestarikan dan menghijaukan wilayah yang menjadi sasaran lokasi penanaman di masing-masing daerah.

"Sehingga situasi dalam perubahan iklim ini kita tetap dalam kondisi suhu yang sesuai dengan kondisi masyarakat atau kondisi cuaca saat ini," kata Kapolres

Adapun pohon yang ditanam itu berbagai jenis mulai dari pohon mahoni, pinus, bakau, bayur, trambesi dan pohon pinang.

Kemudian tujuan dari penanaman pohon program Polri itu tidak hanya untuk waktu singkat, tetapi bersifat jangka panjang dalam upaya menjaga lingkungan yang tetap hijau dan asri.

Penanaman pohon itu dapat memberikan kemampuan untuk menahan tanah dan juga air yang ada di dalam bumi.

Pohon-pohon ini nantinya akan dinikmati oleh anak cucu kedepannya. Pohon ini akan bermanfaat 10 hingga 20 tahun yang akan datang.

Dengan kegiatan penanaman pohon tersebut, diharapkan bisa menjadi contoh dalam rangka menjaga kelestarian alam.

Masyarakat diharapkan lebih ikut menjaga alam, tidak hanya memanfaatkan alam dengan sesukanya yang berakibat adanya tanah longsor, abrasi, kekeringan banjir dan lain lain.

Lindungi Objek Wisata

Gerakan penanaman pohon juga dilakukan oleh Kejaksaan Negeri Pasaman Barat di Pantai Sikabau dalam rangka melindungi pantai dan memperindah objek wisata di daerah itu

Untuk mengenalkan budaya menanam dan merawat pohon, pihak kejaksaan menggandeng anggota Pramuka Kwartir Cabang 0317 Pasaman Barat sehingga sejak dini mereka diajarkan untuk menjaga lingkungan.

Ada sekitar 500 pohon ditanam di sepanjang Pantai Sikabau dengan berjenis pohon seperti ketaping, cemara dan jenis pohon lainnnya.

Menurut Kepala Kejaksaan Negeri Pasaman Barat Muhammad Yusuf Putra penanaman pohon dilakukan dalam rangka melestarikan lingkungan dan membangun kesadaran menjaga kebersihan salah satu objek wisata unggulan Pasaman Barat Pantai Sikabau.

Selain memperindah pantai, pepohonan juga bisa melindungi dari abrasi pantai. Dengan harapan pohon itu nanti bisa dijaga dan dirawat bersama.

Sementara itu Komandan Distrik Militer (Dandim) 0305 Pasaman juga melakukan penanaman mangrove sebanyak 1.000 batang di lahan sekitar satu hektare di Pantai Indah Maligi sebagai antisipasi abrasi pantai

Penanaman mangrove itu merupakan perintah dari Panglima TNI untuk melaksanakan penanaman mangrove di seluruh wilayah memiliki pantai atau pesisir.

Untuk Pasaman Barat TNI menyediakan satu hektare dan setelah ini akan dilanjutkan program itu ke lokasi lain.

"Kita bakal berkoordinasi dengan Pemkab Pasaman Barat dalam melanjutkan penanaman mangrove ke daerah lain, karena luas pesisir pantai di Pasaman Barat cukup panjang," kata Dandim 0305 Pasaman Letkol Inf. Putra Negara.

Penanaman mangrove itu dalam rangka reboisasi di kawasan pesisir pantai, juga untuk mengantisipasi abrasi pantai dan penghijauan.

Dengan adanya penanaman mangrove itu, dapat menginisiasi, memicu semangat masyarakat untuk menanam dan memelihara mangrove tersebut.

Selain itu dengan pelestarian tanaman mangrove itu bisa meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.

Apabila tumbuh, maka akan hidup biota berupa kepiting, ikan dan lainnya yang bisa dimanfaatkan masyarakat setempat.

Pohon dan Pemecah Ombak

Pemkab Pasaman Barat mengharapkan penambahan batu pemecah ombak atau grib dari anggaran pusat atau provinsi untuk melindungi objek wisata Pantai Pohon Seribu Jorong Pondok Sasak.

Penanganan abrasi di Pantai Sasak Pohon Seribu itu perlu penanganan serius dan membutuhkan biaya yang besar.

Memang tahun kemarin ada pembangunan batu pemecah ombak atau grib di Pantai Sasak. Namun belum memadai sehingga dibutuhkan penambahan karena air terus mengikis tebing dekat lokasi objek wisata itu.

Apalagi saat ini jarak abrasi ke rumah warga dekat itu sudah sangat dekat sekitar-5-10 meter. Selain itu juga dekat objek wisata sehingga dibutuhkan penanganan cepat.

Untuk antisipasi, Pemkan bersama Polres Pasaman Barat juga telah melakukan penanaman pohon dekat lokasi abrasi beberapa waktu lalu. Namun, batu pemecah ombak dan pemutus aliran sungai juga sangat dibutuhkan.

"Apalagi, pohon seribu merupakan salah satu objek wisata andalan Pasaman Barat saat ini sehingga abrasi harus segera ditangani," kata Wakil Bupati Pasaman Barat Risnawanto.

Wakil Ketua DPRD Pasaman Barat Endra Yama Putra juga mengharapkan Pemprov Sumbar dapat mengalokasikan penambahan anggaran untuk batu pemecah ombak antisipasi meluasnya abrasi.

Jika terus dibiarkan maka akan menghancurkan rumah warga dan objek wisata di daerah itu.

Warga Sasak, Pasrial juga mengharapkan ada penambahan pembangunan batu pemecah ombak untuk antisipasi meluasnya abrasi.

Pantai Sasak merupakan salah satu destinasi wisata andalan Pasaman Barat yang berjarak sekitar 25 kilometer dari ibu kota Pasaman Barat yakni Simpang Empat.

Pantai Sasak menyediakan berbagai macam objek wisata menarik untuk memanjakan pengunjung yang datang kesana berupa wisata melepas penyu, objek pohon seribu, taman khatulistiwa, taman Muaro Sasak, Suak Bancah Galinggang, Pantai Indah Maligi dan hutan mangrove Padang Jaya