Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), mencatat kenaikan hari kedua berturut-turut, di tengah koreksi menyusul penurunan empat minggu berturut-turut, bahkan ketika imbal hasil obligasi Pemerintah AS 10-tahun diperkirakan mencatat rekor tertinggi dalam beberapa tahun.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, bertambah 6,50 dolar AS atau 0,34 persen menjadi ditutup pada 1.923,00 dolar AS per ounce, setelah menyentuh tertinggi sesi di 1.927,90 dolar AS dan terendah di 1.913,60 dolar AS.
Emas berjangka terangkat 1,30 dolar AS atau 0,07 persen menjadi 1.916,50 dolar AS pada Jumat (18/8/2023), setelah anjlok 13,10 dolar AS atau 0,68 persen menjadi 1.915,20 dolar AS pada Kamis (17/8/2023), dan jatuh 6,90 dolar AS atau 0,36 persen menjadi 1.928,30 dolar AS pada Rabu (16/8/2023).
Emas menguat meskipun imbal hasil meningkat, sebuah tanda bahwa logam kuning ini memulihkan sebagian dari penurunannya setelah penurunan beruntun empat minggu.
Bank sentral China, People's Bank of China (PBoC), menurunkan suku bunga pinjaman satu tahun sebesar 10 basis poin menjadi 3,45 persen. Pemotongan suku bunga yang lebih kecil dari perkiraan juga agak mendukung emas.
Fokus pasar kini tertuju pada simposium Jackson Hole akhir pekan ini, ketika para pembuat kebijakan ekonomi di seluruh dunia berkumpul dan Ketua Federal Reserve Powell diperkirakan akan menyampaikan pidatonya.
Peristiwa ini dapat membantu memperjelas arah kebijakan moneter bank-bank sentral terkemuka, sehingga membantu menentukan pergerakan harga emas dalam jangka pendek dan menengah.
Emas diperkirakan akan diperdagangkan dalam kisaran ketat dalam beberapa hari mendatang karena investor menunggu Simposium Jackson Hole akhir pekan ini.
Para analis pasar berpendapat bahwa suku bunga AS bisa tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama karena banyak pejabat Fed masih mengkhawatirkan inflasi. Harga emas mungkin mengalami kerugian lebih lanjut.
Emas telah "menderita tekanan yang disebabkan oleh dolar AS yang kuat, karena inflasi tetap tinggi dan ekonomi menunjukkan ketahanan yang diprediksi oleh beberapa orang," tulis Ricardo Evangelista, analis senior di ActivTrades, dalam komentar yang dikirim melalui email pada Senin (21/8/2023).
Dengan latar tersebut, suku bunga AS dapat tetap tinggi untuk waktu yang lama, katanya, dan skenario ini "akan menciptakan ruang untuk kelanjutan dominasi dolar AS di pasar global, dengan harga emas kemungkinan akan mengalami penurunan lebih lanjut."
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September menguat 60,70 sen atau 2,67 persen, menjadi ditutup pada 23,34 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober merosot 1,50 dolar AS atau 0,16 persen, menjadi menetap pada 913,50 dolar AS per ounce.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Emas cetak keuntungan hari kedua setelah penurunan beruntun 4-minggu
Berita Terkait
Harga emas Rabu turun tipis Rp1.000 ke angka Rp1,513 juta per gram
Rabu, 4 Desember 2024 9:58 Wib
Emas Antam 3 Desember naik Rp5.000 ke angka Rp1,514 juta per gram
Selasa, 3 Desember 2024 9:46 Wib
Emas Antam 2 Desember turun Rp5.000 ke angka Rp1,509 juta per gram
Senin, 2 Desember 2024 9:07 Wib
Harga emas Antam Jumat turun Rp5.000 ke angka Rp1,508 juta per gram
Jumat, 29 November 2024 9:54 Wib
Harga emas Kamis naik Rp9.000 jadi Rp1,513 juta per gram
Kamis, 28 November 2024 9:43 Wib
Pakar pendidikan: Model kurikulum harus fleksibel untuk capai visi Indonesia Emas
Selasa, 26 November 2024 19:06 Wib
Harga emas Antam Selasa merosot Rp40 ribu jadi Rp1,499 juta per gram
Selasa, 26 November 2024 9:57 Wib
Harga emas Senin turun tipis Rp2.000 ke angka Rp1,539 juta per gram
Senin, 25 November 2024 9:09 Wib