Rebranding sebagai destinasi wisata survival, LKKPN Pekanbaru ajak Pemkot Pariaman promosikan Pulau Bando
Pariaman (ANTARA) - Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru, didampingi Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pariaman, melakukan kunjungan untuk membahas pengembangan wisata dan rencana kegiatan, yang akan diselenggarakan untuk memeriahkan HUT RI ke-78 sebagai promosi wisata di Pulau Bando pada 4 Agustus 2023.
Pulau Bando adalah salah satu pulau di Kawasan Konservasi Pulau Pieh yang saat ini menjadi destinasi wisata minat khusus yang cukup dikenal di mancanegara, salah satunya wisata survival.
Selain itu, pulau ini juga menjadi habitat biota-biota laut dilindungi, seperti penyu, mamalia laut, ikan napoleon, dan ekosistem terumbu karang, yang dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan.
“Wisata survival di Pulau Bando sangat diminati para wisatawan dari berbagai negara, seperti Cina dan Jerman,” kata Kepala LKKPN Pekanbaru, Rahmat Irfansyan.
Irfan menjelaskan dukungan dan kolaborasi berbagai pihak sangat diperlukan dalam pengembangan Pulau Bando, terutama dalam hal promosi, serta sarana dan prasarana.
“Kami akan mengadakan rangkaian kegiatan HUT RI ke-78 di Pulau Bando bersama mitra konservasi binaan kami dan dukungan dari PT Pertamina DPPU Minangkabau. Kegiatan ini terdiri dari aksi bersih sampah, pertunjukan seni bertemakan konservasi yang akan diangkat ke media, monitoring penyu, pelepasliaran tukik, dan pengibaran bendera bawah air,” katanya.
Irfan menambahkan, LKKPN Pekanbaru mengharapkan dukungan dari pemerintah Kota Pariaman dalam kegiatan ini, karena dapat menjadi promosi Pulau Bando. Sekaligus identitas bagi Wali Kota mengingat Kota Pariaman telah mendapatkan penghargaan sebagai Kota Paling Berkelanjutan di Indonesia, pada Anugerah UI Green City Metric Rankings 2023.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Pariaman Genius Umar mendukung pengembangan wisata survival di Pulau Bando.
“Kami sangat senang ada program yang dapat dikolaborasikan dengan Pemko. Kita tunjukkan bahwa Kota Pariaman concern dengan pengembangan wisata di Pulau Bando,” sebutnya.
Dalam pertemuan ini, LKKPN Pekabaru dan Pemerintah Kota Pariaman sepakat dengan adanya rebranding Pulau Bando yang nantinya tidak hanya dikenal sebagai Cultural Island, namun juga wisata survivalnya.
Pulau Bando adalah salah satu pulau di Kawasan Konservasi Pulau Pieh yang saat ini menjadi destinasi wisata minat khusus yang cukup dikenal di mancanegara, salah satunya wisata survival.
Selain itu, pulau ini juga menjadi habitat biota-biota laut dilindungi, seperti penyu, mamalia laut, ikan napoleon, dan ekosistem terumbu karang, yang dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan.
“Wisata survival di Pulau Bando sangat diminati para wisatawan dari berbagai negara, seperti Cina dan Jerman,” kata Kepala LKKPN Pekanbaru, Rahmat Irfansyan.
Irfan menjelaskan dukungan dan kolaborasi berbagai pihak sangat diperlukan dalam pengembangan Pulau Bando, terutama dalam hal promosi, serta sarana dan prasarana.
“Kami akan mengadakan rangkaian kegiatan HUT RI ke-78 di Pulau Bando bersama mitra konservasi binaan kami dan dukungan dari PT Pertamina DPPU Minangkabau. Kegiatan ini terdiri dari aksi bersih sampah, pertunjukan seni bertemakan konservasi yang akan diangkat ke media, monitoring penyu, pelepasliaran tukik, dan pengibaran bendera bawah air,” katanya.
Irfan menambahkan, LKKPN Pekanbaru mengharapkan dukungan dari pemerintah Kota Pariaman dalam kegiatan ini, karena dapat menjadi promosi Pulau Bando. Sekaligus identitas bagi Wali Kota mengingat Kota Pariaman telah mendapatkan penghargaan sebagai Kota Paling Berkelanjutan di Indonesia, pada Anugerah UI Green City Metric Rankings 2023.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Pariaman Genius Umar mendukung pengembangan wisata survival di Pulau Bando.
“Kami sangat senang ada program yang dapat dikolaborasikan dengan Pemko. Kita tunjukkan bahwa Kota Pariaman concern dengan pengembangan wisata di Pulau Bando,” sebutnya.
Dalam pertemuan ini, LKKPN Pekabaru dan Pemerintah Kota Pariaman sepakat dengan adanya rebranding Pulau Bando yang nantinya tidak hanya dikenal sebagai Cultural Island, namun juga wisata survivalnya.