Padang (ANTARA) - Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) menilai keberadaan Tol Padang-Pekanbaru yang merupakan proyek strategis nasional, berperan vital dalam meningkatkan perekonomian daerah dan nasional.
"Konektivitas antara Kota Padang dan Pekanbaru itu penting untuk mendorong pergerakan produk-produk dari Sumatera Barat," kata Ketua Umum HPJI Hedy Rahadian di Padang, Rabu.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum HPJI pada kegiatan stadium generale dan peluncuran pelatihan dan uji kompetensi mencetak profesional "highway and bridge enginners" untuk keberhasilan pembangunan jaringan jalan berkelanjutan di Sumatera Barat dan Indonesia yang diselenggarakan Universitas Andalas (Unand).
Selain memperlancar distribusi logistik, keberadaan tol yang mulai dibangun pada Februari 2018 itu juga dapat memperkecil ongkos produksi pengiriman berbagai produk maupun jasa dari Sumbar menuju Pekanbaru maupun sebaliknya.
Menurut Hedy, pemangku kepentingan bersama masyarakat harus mendukung penuh pembangunan jalan bebas hambatan ini. Sebab, sejak peletakan batu pertama baru 36,6 kilometer yang berhasil diselesaikan khususnya Seksi Padang-Sicincin.
Sementara, dari arah Pekanbaru pembangunan sudah selesai hingga ke ruas Bangkinang-XIII Koto Kampar. Artinya, butuh percepatan pembangunan dari arah Sumbar agar keberadaan jalan bebas hambatan tersebut memperlancar roda perekonomian.
"Sebetulnya kita harapkan dari Kota Padang menuju Kota Bukittinggi juga sudah selesai," kata dia.
Hingga saat ini pembangunan Tol Padang-Pekanbaru khususnya Seksi Padang-Sicincin sudah hampir rampung, dan diperkirakan akan dibuka untuk umum pada Ramadhan 1446 Hijriah.
Terpisah, Direktur Operasi III PT Hutama Karya Koentjoro mengatakan masih membutuhkan sejumlah kajian kemungkinan perubahan trase Tol Seksi Padang-Pekanbaru Seksi Sicincin-Bukittinggi.
Apabila nantinya dalam kajian tersebut terdapat pertimbangan lain maka trase yang awalnya dari Sicincin-Bukittinggi akan dialihkan ke Kabupaten Tanah Datar. Beberapa pertimbangan Hutama Karya yakni terkait lahan, biaya hingga pertimbangan atau masukan masyarakat yang lahannya terdampak pembangunan proyek strategis nasional tersebut.
Hutama Karya membenarkan hingga saat ini pembebasan lahan untuk trase awal Sicincin-Kota Bukittinggi belum dilakukan karena masih menunggu penetapan lokasi dan pengusulan trase.