Padang Panjang (ANTARA) - Kabag Perekonomian dan Sumberdaya Alam Setdako, Putra Dewangga, SS, M.Si menyebutkan Indeks Perkembangan Harga (IPH) Kota Padang Panjang pada minggu pertama Mei ini minus 1,766 atau terjadi penurunan, hal ini disampaikannya pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi yang digelar Kemendagri secara daring yang diikuti Pemko Padang Panjang, Senin (8/5).
"Komoditi utama yang berkontribusi untuk penurunan ini adalah cabai merah dan daging ayam Ras. Meskipun demikian, tidak ada kenaikan dan penurunan yang terlalu signifikan," kata Putra Dewangga.
Dijelaskannya, komoditi strategis yang mengalami penurunan harga di antaranya daging segar, minyak goreng curah, telur ayam, daging ayam broiler. Serta cabai merah yang kembali mencatatkan rekor, turun hingga Rp26.500/kg. Terendah sejak Januari 2023.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian menyebutkan, Inflasi April tahun ke tahun (year of year/yoy) 2023 ini berada pada angka 4,33 persen. Inflasi Sumatera Barat berada 5,24% yoy atau tertinggi ke 6 di Indonesia. Sementara inflasi Kota Padang berada pada 5,28% yoy atau tertinggi ke-9 di Indonesia.
Rakor ini diikuti Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Yas Edizarwin, S.H bersama beberapa instansi terkait di Ruang VIP Balai Kota itu, Menteri Tito berharap untuk mempertahankan ketersediaan pangan. Pemda diminta untuk terus melakukan monitoring, evaluasi dan intervensi serta kerja sama di daerah masing-masing.
"Alhamdulillah inflasi relatif terkendali dan menurun. Jangan berpuas diri. Kuncinya adalah kontrol transportasi yang berpengaruh terhadap kenaikan harga bahan pokok," imbaunya.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menyampaikan, perkembangan harga pascalebaran ini kenaikan harga tertinggi di Pulau Sumatera terjadi di Bengkulu Selatan dengan nilai IPH 4,26 persen. Sementara Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Sijunjung masuk 10 besar kabupaten/ kota dengan IPH tertinggi di Sumatera.