Tertolong fire hydrant, kebakaran di Kawasan Saribu Rumah Gadang tidak menyebar

id kebakaran rumah,kawasan saribu rumah gadang

Tertolong fire hydrant, kebakaran di Kawasan Saribu Rumah Gadang  tidak menyebar

Warga memadamkan api yang membakar rumah gadang di Kawasan Saribu Rumah Gadang, Nagari Koto Baru, Kec. Sungai Pagu, Kab. Solok Selatan, Sumatera Barat, Minggu. (ANTARA/HO-Damkar Solok Selatan)

Padang Aro (ANTARA) - Sebanyak empat rumah yang berada dalam kawasan objek wisata Saribu Rumah Gadang di Nagari Koto Baru, Kecamatan Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, dilalap si jago merah pada Minggu sekitar pukul 13.30 WIB. Sistem pemadam kebakaran yang berfungsi sebagai terminal air yang akan memadamkan api jika terjadi kebakaran atau fire hydrant yang dipasang di kawasan tersebut menjadi salah satu fasilitas penting dalam upaya memadamkan api tersebut.

Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Solok Selatan, Arnonsyah di Padang Aro, Minggu, api berasal dari rumah gadang yang berbahan kayu yang ditempati oleh Wira (51).

"Api bersumber dari bawah rumah Wira yang diduga tercipta karena korsleting, kemudian membesar dan menyambar tiga rumah lainnya yang berada di sekitarnya," ujarnya.

Rumah milik ditempati Wira ludes, sementara tiga rumah lagi yang sebagian kecil yang terbakar. "Di bagian bawah rumah wira digunakan untuk ternak ayam, sekitar 300 ekor dan mati semua karena terbakar," ujarnya.

Sebelum regu pemadam kebakaran tiba, warga sekitar lokasi kebakaran mencoba memadamkan api dengan peralatan seadanya.

Dalam upaya memadamkan api, sebutnya pihaknya mengerahkan tiga kendaraan pemadam kebakaran dengan 18 personel. Setidaknya petugas pemadam kebakaran membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk memastikan api padam.

Ia mengatakan pihaknya terbantu dengan adanya hydrant yang berada di kawasan Saribu Rumah Gadang tersebut. "Setidaknya ada 100 hydrant tersebar di kawasan tersebut," ujarnya.

Jika tidak ada hydrant, sebutnya berkemungkinan rumah yang terbakar lebih meluas karena daerah itu padat dengan rumah dan sebagian besar berbahan kayu.

"Ditambah lagi saat kejadian matahari sedang terik," ujarnya.

Akibat kejadian ini, jumlah kerugian dari empat rumah tersebut mencapai Rp1,4 miliar, yang meliputi rumah milik Ermalinda mengalami kerugian Rp300 juta, rumah Wira Rp1 miliar, Devi Indra (43) mengalami kerugian Rp50 juta dan rumah Hendra (50) kerugian Rp70 juta.

Ia menyebut sejak awal tahun hingga kini setidaknya telah terjadi empat kali kejadian kebakaran rumah warga daerah itu.

Ia mengimbau masyarakat untuk waspada dan tidak meninggalkan rumah dalam keadaan kompor hidup, listrik hidup.

"Kami minta warga yang untuk memeriksa instalasi listrik di rumahnya karena ini juga banyak memicu kebakaran," ujarnya.