Kementerian LHK bantu teknologi RDF untuk pengolahan sampah di Sawahlunto

id Kementerian LHK,pengolahan sampah Sawahlunto

Kementerian LHK bantu teknologi RDF untuk pengolahan sampah di Sawahlunto

Direktur Pengolahan Sampah KemenLHK Novrizal Tahar dan Wawako Sawahlunto Zohirin Sayuti meninjau TPA Kayu Gadang yang akan dibantu Kementerian untuk menggunakan teknologi RDF, Rabu. (Antarasumbar/Yudha Ahada)

Sawahlunto (ANTARA) - Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (Ditjen PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan bersedia membantu membuat teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) untuk pengolahan sampah di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, sehingga sampah di kota itu bisa diproses menjadi energi alternatif untuk pembangkit listrik.

Kepala Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi Direktorat Penanganan Sampah Kementerian LHK Ari Sugasri

ketika meninjau Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kayu Gadang Kota Sawahlunto, Rabu, mengatakan direncanakan program RDF untuk Sawahlunto itu dilaksanakan pada tahun 2023 mendatang.

"Kami sekarang melakukan peninjauan lapangan untuk melihat kelayakan dari TPA Kayu Gadang ini untuk dibangun program RDF. Dari hasil peninjauan kami ini prospeknya bagus, memenuhi persyaratan," kata dia.

Untuk kondisi infrastruktur jalan menuju TPA yang saat ini mengalami kerusakan karena bencana tanah longsor beberapa waktu lalu, Ari berpesan supaya Pemkot Sawahlunto dapat segera melakukan perbaikan sehingga jalan tersebut dapat dilalui kembali.

Lebih lanjut, dia menjelaskan mengenai RDF yaitu merupakan teknologi pengolahan sampah dengan membakar sampah plastik dan sampah lain yang mudah terbakar menjadi bahan bakar yang bisa digunakan untuk pembangkit listrik.

"Ini solusi yang kami rasa sangat cerdas dalam pengolahan sampah. Tidak hanya menyelesaikan persoalan menumpuknya sampah plastik namun sekaligus juga memberikan kita alternatif energi terbarukan untuk pembangkit listrik, jadi kan sangat bagus dan manfaatnya menjangkau lebih luas serta berkelanjutan," ujar dia menjelaskan.

Wakil Wali Kota Sawahlunto Zohirin Sayuti yang mendampingi Ari dalam peninjauan lapangan itu menyebut Pemkot Sawahlunto dalam sarana pengelolaan sampah memiliki TPA Kayu Gadang dengan total luas lahan sembilan hektar.

"Dari sembilan hektar itu sekarang bersisa yang belum digunakan seluas empat hektar. Nah yang empat hektar itu yang akan kita optimalkan fungsinya dengan dibangun menjadi pengolahan berbasis teknologi RDF, jadi bisa menjadi bahan bakar untuk pembangkit listrik," kata dia.

Ia mengatakan terkait saran dari Direktur Pengelolaan Sampah untuk perbaikan infrastruktur jalan yang rusak karena bencana longsor sudah mulai dikerjakan Pemkot Sawahlunto.

"Sementara ini kita dengan APBD membangun jalan daruratnya dulu supaya cepat bisa dilalui kendaraan kembali, itu tahapannya sedang berjalan. Nanti untuk melengkapinya sudah kita ajukan juga pada Kementerian terkait, sekarang sedang dihitung kebutuhan anggarannya," kata dia.