Bantu korban gempa, Bank Nagari Simpang Empat Pasbar restrukturisasi pinjaman

id berita pasaman barat,berita sumbar,gempa

Bantu korban gempa, Bank Nagari Simpang Empat Pasbar restrukturisasi pinjaman

​​​​​​​Aktifitas Bank Nagari Simpang Empat Pasaman Barat melayani nasabah. Saat ini pihak bank memberikan keringanan kepada korban terdampak gempa dengan penjadwalan ulang atau restrukrisasi pinjaman. (Antarasumbar/Altas Maulana)

Untuk meringankan beban mereka program restrukturisasi ada,
Simpang Empat (ANTARA) - Bank Nagari Cabang Simpang Empat, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), Sumatera Barat memberikan kesempatan kepada korban terdampak gempa untuk penjadwalan ulang atau merestrukturisasi pinjaman guna meringankan beban mereka.

"Untuk meringankan beban mereka program restrukturisasi ada. Artinya bisa penjadwalan ulang terhadap angsuran jangka waktu pinjaman," kata Pimpinan Bank Nagari Cabang Simpang Empat, Hendri Masri di Simpang Empat, Selasa.

Menurutnya jika ada warga terdampak korban silahkan mengajukan permohonan ke Bank Nagari untuk dilakukan penjadwalan ulang atau restrukturisasi.

Pihaknya juga sudah melakukan identifikasi dan mendata langsung ke warga atau debitur yang terkena dampak gempa.

"Hasil pendataan ada 41 warga atau debitur yang terdampak gempa. Secara umum debitur masih menyanggupi untuk memenuhi kewajibannya dan hingga saat ini hanya enam debitur yang minta penjadwalan ulang," sebutnya.

Ia mengatakan dengan penjadwalan ulang itu warga terdampak gempa bisa terbantu di tengah bencana yang dialami mereka.

Tetapi, katanya untuk program khusus terdampak gempa dari pemerintah belum ada, hanya rekstrukturisasi yang ada hingga saat ini.

"Jika memang ada warga atau debitur terdampak gempa yang ingin penjadwalan ulang silahkan ajukan ke kantor Bank Nagari Simpang Empat," ujarnya.

Dari data terakhir dampak gempa di Pasaman Barat sebanyak 13 orang meninggal dunia. 4.038 unit pemukiman rusak dengan rincian rusak ringan 1.786 unit, rusak sedang 916 unit dan rusak berat 1.336 unit.

Fasilitas pendidikan yang rusak 75 unit, fasilitas kesehatan 15 unit, fasilitas ibadah 40 unit, infrastruktur 26 unit dan rusaknya fasilitas pemerintah 42 unit.