Pandemi COVID-19 sebabkan serapan anggaran 2020 Solok Selatan masih rendah

id berita solok selatan,berita sumbar,apbd 2020,covid-19

Pandemi COVID-19 sebabkan serapan anggaran 2020 Solok Selatan masih rendah

Kepala Bidang Akuntasi Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Solok Selatan Yoni Elfis. (antarasumbar/Istimewa)

Seluruh sisa anggaran belanja modal yang belum terealisasi per 14 April 2020 direlokasikan ke BTT dalam rangka penanganan COVID-19,
Solok Selatan (ANTARA) -
Serapan APBD Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat periode 1 Januari hingga 22 Juni 2020 masih rendah yaitu baru Rp343,5 miliar dari anggaran tersedia Rp919,1 miliar.

"Berdasarkan laporan realisasi APBD serapan anggaran ini masih rendah karena sekarang telah pertengahan tahun dan penyebab utamanya adalah pandemi COVID-19 sehingga terjadi pengalihan anggaran", kata Kepala Bidang Akuntasi Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Solok Selatan Yoni Elfis, di Padang Aro, Rabu.

Dia menambahkan, alokasi anggaran belanja langsung yaitu belanja modal dialihkan ke belanja tak terduga (BTT) dalam rangka penanganan COVID-19.

Sedangkan untuk BTT sendiri, ujarnya anggarannya berada pada belanja tak langsung (BTL).

Untuk penanganan COVID-19, sebutnya ada refocusing anggaran dimana guna memenuhi kebutuhan diambilkan dari anggaran belanja modal.

"Seluruh sisa anggaran belanja modal yang belum terealisasi per 14 April 2020 direlokasikan ke BTT dalam rangka penanganan COVID-19," ujarnya.

Dia menyebutkan, untuk BTL anggarannya Rp488,9 miliar hingga Juni 2020 realisasinya Rp209,1 miliar

Sedangkan untuk Belanja Langsung, tambahnya dari anggaran Rp463,6 miliar realisasinya baru Rp90,7 miliar dan masih tersisa Rp382,8 miliar.

Untuk belanja langsung ada tiga bagian yaitu belanja pegawai dari anggaran Rp11,1 miliar realisasinya Rp3,9 miliar dan masih tersisa Rp7,2 miliar.

Kedua yaitu belanja barang dan jasa dari anggaran tersedia Rp204,3 miliar terealisasi Rp65,7 miliar dan sisanya Rp138,5 miliar.

Terakhir yaitu belanja modal dengan realisasi paling rendah yaitu anggaran tersedia Rp248,08 miliar realisasinya Rp11,02 dan tersisa Rp237,06 miliar.

Pendapatan Asli Daerah proyeksi awal Rp70,9 miliar baru terealisasi Rp31,2 miliar dan masih tersisa Rp39,6 miliar.