Pemkab Pasaman Barat gandeng Balitbang propinsi pelajari pembuatan gula merah dari sawit
Simpang Empat (ANTARA) - Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kabupaten Pasaman Barat bersama Balitbangda Provinsi Sumatera Barat melakukan kunjungan ke Muko Muko Propinsi Bengkulu meneliti proses pembuatan gula merah dari air pohon kelapa sawit yang sudang ditumbang, Kamis (25/4).
Kepala Balitbang Propinsi Sumbar Bustavedia saat dihubungi melalui telepon genggam, Kamis (25/4) mengatakan kegiatan itu merupakan tindak lanjut dari usulan penelitian yang diajukan oleh Pemkab Pasaman Barat melalui Bappelitbangda kepada Balitbang Propinsi Sumbar.
Menurutnya sebelumnya sudah pernah dilakukan kunjungan bersama Balitbang provinsi Sumbar kepada petani pengrajin gula merah di kecamatan Sungai Aur,
Pasaman Barat. Namun hasil olahan petani dari tetesan air pohon kelapa sawit yang sudah ditumbang menjadi gula merah masih tergolong kurang berhasil, karena dari sepuluh kali percobaan hanya satu kali yang berhasil menjadi gula merah.
"Kunjungan bersama ke Balai Penelitian Kelapa sawit di Medan juga sudah pernah dilakukan, dimana hasilnya juga belum maksimal. Masih dibutuhkan campuran dari gula pasir yang cukup banyak untuk bisa menghasilkan menjadi gula merah," katanya.
Ia mengatakan kunjungan ke Kabupaten Muko Muko dilakukan berdasarkan informasi dari yang diperoleh atas keberhasilan petani pengrajin di Muko Muko yang sangat signifikan.
"Berdasarkan informasi yang kami peroleh bahwa petani pengrajin pembuatan gula merah di Kabupaten Muko Muko telah cukup berhasil dalam mengolah air dari pohon kelapa sawit menjadi gula merah, inilah yang menjadi keinginan kami untuk melihat secara langsung" katanya.
Kepala Bappelitbangda Pasaman Barat Ikhwanri menyampaikan keinginannya untuk bisa menghasilkan suatu kajian bersama dengan Balitbang Propinsi Sumbar dalam meningkatkan produktifitas petani sawit di Pasaman Barat.
"Kami ingin meningkatkan penghasilan petani sawit melalui kajian yang tepat hingga nantinya pohon sawit yang sudah ditumbang mampu lagi menghasilkan gula merah," ujarnya.
Ia menyebutkan hasil uji laboratorium dari UPTD Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Propinsi Sumbar juga sudah keluar dan hasilnyapun sangat menggembirakan terhadap sampel yang diambil dari olahan pengrajin di Sungai Aur.
Ia menjelaskan hasil kunjungan ke Kabupaten Muko Muko ternyata pembuatan gula merah dari air kelapa sawit telah pernah sukses pada tahun 2008 hingga tahun 2015 yang saat itu masa peremajaan perkebunan sawit.
Namun setelah itu sempat terhenti akibat terbatasnya pohon sawit untuk diremajakan serta masih kurangnya perhatian Pemkab soal persaingan harga.
Keberhasilan lain di kabupaten Muko Muko yaitu membuat serbuk pohon sawit dengan campuran gendoregan menjadi papan cor.
Bahkan pembuatan gula merah dari air pohon kelapa biasa juga banyak dilakukan masyarakat setempat dengan perlakuan yang sama seperti membuat gula merah dari pohon aren.
"Mudah-mudahan dengan kunjungan ini bisa memberikan manfaat nantinya bagi di Pasaman Barat dalam rangka menambah penghasilan petani," harapnya. ***1***
Kepala Balitbang Propinsi Sumbar Bustavedia saat dihubungi melalui telepon genggam, Kamis (25/4) mengatakan kegiatan itu merupakan tindak lanjut dari usulan penelitian yang diajukan oleh Pemkab Pasaman Barat melalui Bappelitbangda kepada Balitbang Propinsi Sumbar.
Menurutnya sebelumnya sudah pernah dilakukan kunjungan bersama Balitbang provinsi Sumbar kepada petani pengrajin gula merah di kecamatan Sungai Aur,
Pasaman Barat. Namun hasil olahan petani dari tetesan air pohon kelapa sawit yang sudah ditumbang menjadi gula merah masih tergolong kurang berhasil, karena dari sepuluh kali percobaan hanya satu kali yang berhasil menjadi gula merah.
"Kunjungan bersama ke Balai Penelitian Kelapa sawit di Medan juga sudah pernah dilakukan, dimana hasilnya juga belum maksimal. Masih dibutuhkan campuran dari gula pasir yang cukup banyak untuk bisa menghasilkan menjadi gula merah," katanya.
Ia mengatakan kunjungan ke Kabupaten Muko Muko dilakukan berdasarkan informasi dari yang diperoleh atas keberhasilan petani pengrajin di Muko Muko yang sangat signifikan.
"Berdasarkan informasi yang kami peroleh bahwa petani pengrajin pembuatan gula merah di Kabupaten Muko Muko telah cukup berhasil dalam mengolah air dari pohon kelapa sawit menjadi gula merah, inilah yang menjadi keinginan kami untuk melihat secara langsung" katanya.
Kepala Bappelitbangda Pasaman Barat Ikhwanri menyampaikan keinginannya untuk bisa menghasilkan suatu kajian bersama dengan Balitbang Propinsi Sumbar dalam meningkatkan produktifitas petani sawit di Pasaman Barat.
"Kami ingin meningkatkan penghasilan petani sawit melalui kajian yang tepat hingga nantinya pohon sawit yang sudah ditumbang mampu lagi menghasilkan gula merah," ujarnya.
Ia menyebutkan hasil uji laboratorium dari UPTD Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Propinsi Sumbar juga sudah keluar dan hasilnyapun sangat menggembirakan terhadap sampel yang diambil dari olahan pengrajin di Sungai Aur.
Ia menjelaskan hasil kunjungan ke Kabupaten Muko Muko ternyata pembuatan gula merah dari air kelapa sawit telah pernah sukses pada tahun 2008 hingga tahun 2015 yang saat itu masa peremajaan perkebunan sawit.
Namun setelah itu sempat terhenti akibat terbatasnya pohon sawit untuk diremajakan serta masih kurangnya perhatian Pemkab soal persaingan harga.
Keberhasilan lain di kabupaten Muko Muko yaitu membuat serbuk pohon sawit dengan campuran gendoregan menjadi papan cor.
Bahkan pembuatan gula merah dari air pohon kelapa biasa juga banyak dilakukan masyarakat setempat dengan perlakuan yang sama seperti membuat gula merah dari pohon aren.
"Mudah-mudahan dengan kunjungan ini bisa memberikan manfaat nantinya bagi di Pasaman Barat dalam rangka menambah penghasilan petani," harapnya. ***1***