Legislator minta Disnak Sumbar optimalkan potensi ternak sapi UPTD Ruminansia

id berita padang,berita sumbar,disnak sumbar,dprd sumbar,ternak sapi,air runding

Legislator minta Disnak Sumbar optimalkan potensi ternak sapi UPTD Ruminansia

Komisi II DPRD Sumbar mengunjungi UPTD Ruminansia Air Runding, (antarasumbar/Istimewa)

Agar pengembangan ternak berjalan optimal penambahan lahan harus dilakukan,
Padang (ANTARA) - Komisi II DPRD Sumatera Barat (Sumbar) meminta Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Sumbar mengoptimalkan potensi ternak sapi, Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah (UPTD) Ruminansia Air Runding Kabupaten Pasaman Barat yang terkendala akan lahan yang sempit.

Wakil Ketua Komisi II DPRD Sumbar, Muhayatul di Padang, Selasa, mengatakan saat ini luas lahan UPTD Ruminansia Air Runding sebesar 20 hektare dan 480 hektare lagi dikuasai warga setempat.

Menurut dia agar pengembangan ternak berjalan optimal penambahan lahan harus dilakukan.

Untuk empat ekor sapi, butuh lahan satu hektare dan adalah satu faktor yang menyebabkan belum optimalnya pengelolaan peternakan sapi Air Runding adalah keterbatasan lahan hijau untuk pakan ternak.

Ia menyebutkan telah mengunjungi UPTD tersebut bersama rombongan Komisi II DPRD Sumbar dan jumlah sapi sekarang yang diternakkan sebanyak 374 ekor sejak 2019.

Awalnya pada 2016 jumlah sapi sebanyak 400 ekor, setelah dikembangkan mati 167 ekor.

Kemudian pada 2018 jumlahnya berkembang menjadi 350 ekor dan pada 2019 sebanyak 374 ekor.

Dirinya berharap seluruh unsur yang terlibat dalam pengelolaan ternak sapi harus besinergi mengoptimalkan potensi ini.

"Potensi ternak akan lebih berkontribusi meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)," ujar dia

Sementara untuk pengelolaan sektor perternakan harus dilakukan dengan hati, sehingga target yang diinginkan dapat tercapai.

"Kita tentu berharap sektor ini dapat mempengaruhi komposisi APBD Sumbar," kata dia

Sementara itu Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumbar, M. Kamil mengatakan semakin luas lahan peternakan yang bisa dikuasai, akan beriringan dengan peningkatan kapasitas tampung sapi.

Hal ini juga akan berbanding lurus dengan peningkatan pendapatan asli daerah di sektor peternakan.

Ia menilai persoalan pada peternakan sapi Air Runding tidak hanya sebatas persoalan tata kelola namun harus dievaluasi secara baik

Ia menjelaskan lahan UPTD Ternak Ruminansia merupakan bekas Stasiun Pembibitan Ternak milik Area Development Project (ADP) yang merupakan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Jerman Barat pada tahun 1982

"Kerja sama ini berlangsung selama lima tahun dan berjalan sukses, sapi yang dimiliki saat itu lebih kurang sebanyak 500 ekor dengan areal seluas 2.000 hektare," tambahnya.

Kemudian pada 1988 kerja sama berakhir dan lahan tersebut diserahkan oleh Pemerintah Indonesia kepada Pemprov Sumbar namun dengan keterbatasan SDM dan anggaran menyebabkan seluruh sapi habis dan mengakibatkan lahan tidak lagi termanfaatkan.

"Semenjak tahun 2016 hingga akhir bulan Mei 2020 total PAD yang dihasilkan mencapai Rp333 juta termasuk hibah kepada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai sebanyak 10 ekor," kata dia.