Muaro (ANTARA) - Masyarakat Muaro Takuang Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatra Barat, menggelar tradisi tahunan Bakau Adat dengan menyembelih sebanyak enam ekor kerbau untuk prosesi tersebut yang masih dilestarikan hingga saat ini.
Tradisi itu selalu digelar masyarakat setempat dua kali setahun pada tempat yang telah disepakati sebagai bentuk wujud syukur atas rezeki dan nikmat yang diterima, sekaligus berdoa dan memohon kepada Sang Khaliq agar tetap hidup rukun, damai dan tentram.
Perhelatan anak nagari (desa adat) tahun ini dilaksanakan pada 10 April 2019, dengan memotong enam kerbau yang dagingnya dimasak warga kemudian dipersiapkan untuk bakau di tempat perkaulan adat tepatnya di Koto Lamo, Nagari Muaro Takuang.
Kegiatan itu tempatnya di nagari tempat kelahiran Bupati Sijunjung, Yuswir Arifin Dt Indo Marajo, itu dihuni oleh lima suku ( suku Caniago, Piliang, Malayu Panai, Malayu Tambago dan suku Malayu Tiang Panjang). Kelima suku itu dengan Datuk Nan Barampek Balimo Baranam Jo Datuk Bagindo Sutan.
Menurut Parizal Datuk Pucuk dan Datuk Singo, berkaul adat yang dilaksanakan juga untuk mempererat hubungan kekeluargaan dan silaturrahim serta menghapus kesalahan dan kekhilafan yang mungkin terjadi.
Selain itu, pelaksanaan bakau adat juga bukti nyata terjalin serta terciptanya kebersamaan dan kesepakatan di Nagari Muaro Takung, jelas Iswadi dan para datuk lainnya.
Dalam kapasitasnya sebagai Bupati Yuswir Arifin mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Muaro Takung yang rutin melaksanakan kegiatan bakau adat setiap dua tahun.
Ia berharap kekompakan yang terjalin erat tidak hanya untuk bakau adat, tapi dijadikan modal dasar untuk memacu pembangunan nagari yang bermuara kepada peningkatan ekonomi dan kesejahtraan rakyat.
Yuswir Arifin Datuak Indo Marajo meminta kepada seluruh unsur masyarakat setempat supaya tidak hanya menikmati acara seremonial bakau adat yang berlangsung sukses dan meriah, tetapi hayati tujuan dan makna sesungguhnya dari bakau adat tersebut.
Menariknya lagi, berkaua adat itu juga dihadiri Rajo Tigo Selo dari Kerajaan Jambulipo, dan para datuk/tokoh dari Dharmasraya, undangan dari Taluk Kuantan, OPD, Ketua DPRD Sumbar, Hendra Irwan Rahim, Ketua TP PKK Sijunjung, En Yuswir Arifin dan rombongan serta undangan lainnya.
Usai penyambutan Bupati dan rombongan meneruskan perjalanan menuju lokasi bakau adat dan menyeberangi jembatan gantung. Dilokasi bakau itu, bupati dan rombongan berkesempatan meninjau dapur umum kelima suku termasuk dapur nagari yang ada di Muaro Takung.
Berita Terkait
Pj Wako Andree Algamar : Tradisi Serak Gulo Daya Tarik bagi Pariwisata Kota Padang
Senin, 2 Desember 2024 12:19 Wib
Vasko Ruseimy Hadiri Maulid Nabi dan Tradisi "Manduo Baleh" di Pariaman
Kamis, 7 November 2024 18:20 Wib
Pemkot Padang terima sertifikat WBTB Tradisi Serak Gulo
Selasa, 5 November 2024 19:44 Wib
Tradisi memasak nasi kebuli untuk haul di Solo
Selasa, 22 Oktober 2024 15:48 Wib
Tradisi Cheng Beng masuk kalender pariwisata Padang
Rabu, 16 Oktober 2024 19:40 Wib
Pemkab Agam usulkan tradisi rakik-rakik di Danau Maninjau masuk KEN
Kamis, 10 Oktober 2024 18:21 Wib
Musik tradisi langka Katumbak ditampilkan pada PKD 2024
Senin, 7 Oktober 2024 11:19 Wib
Dukung Tradisi Lokal, Mahyeldi Hadiri Buka Kapalo Banda di Nagari Guguak Malalo
Kamis, 3 Oktober 2024 10:46 Wib