Kunjungi Rumah Tenun, Mufidah mendorong tenun asli Sumbar dilestarikan

id Mufidah Jusuf Kalla,Rumah Tenun,Pelestarian Tenun Sumatera Barat,Dekranas,Songket

Kunjungi Rumah Tenun, Mufidah mendorong tenun asli Sumbar dilestarikan

Mufidah Jusuf Kalla (dua kiri) saat bercengkrama di Rumah Tenun Lintau Buo Senin, (8/4). (Antara Sumbar/Etri Saputra)

Batusangkar  (ANTARA) - Istri Wakil Presiden Republik Indonesia Mufidah Jusuf Kalla mendorong pemerintah daerah melestarikan kain tenun asli Sumatera Barat agar bisa terus dinikmati hingga generasi mendatang.

"Melalui sentra tenun ini, saya berharap semua kain tenun yang ada di Sumatera Barat, baik berupa sulaman, tenun, dan songket agar terus diwariskan di Ranah Minang," kata Mufidah Jusuf Kalla di Batusangkar Senin.

Hal itu dikatakan Mufidah Jusuf Kalla saat mengunjungi Rumah Tenun di Kecamatan Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Senin.

Ia meminta pemerintah terus memberikan perhatian kepada Rumah Tenun yang diresmikan 2018 tersebut.

Sebagai ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), ia berharap kepala daerah di Sumatera Barat agar mengirimkan penenun terbaiknya untuk menjadi pelatih di Rumah Tenun.

Ia juga mengharapkan pemerintah daerah menganggarkan dana untuk operasional gedung dan pembelajaran atau pelatihan bagi para penenun serta memberikan masukan di setiap kelemahan dan kekurang selama Rumah Tenun.

"Kepala daerah jangan hanya diam. Mari kita bersama memberikan anggota terbaik kita untuk kelangsungan Rumah Tenun agar kain tenun di Sumatera Barat lestari," ujarnya.

Menurut Mufidah, secara nilai estetika dan budaya, kain tenun dari Sumatera Barat ini sudah dikenal ke mancanegara. Sementara usaha tenun semakin hilang.

"Apalagi kalau tidak diwariskan kembali dengan mendirikan lembaga, lambat laun akan hilang dikikis masa," ujarnya.

Sementara Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi mengatakan sentra tenun di daerah itu didirikan merupakan cita-cita mulia untuk melestarikan tenun lokal dan impian bagi masyarakat.

Khusus untuk songket Lintau dan Pandai Sikek, lanjutnya, akan terus dikembangkan. Apalagi saat ini rumah tenun sudah dilengkapi dengan rusunawa dan rumah produksi serta akan dibangunkan galeri.

"Galeri tersebut akan difungsikan untuk memajang kain yang sudah ditenun oleh bekerja dan siap di jual dan di ekspor," ujarnya.

Setelah diresmikan pada 8 Mei 2018, pemerintah setempat telah menggelar beberapa kali pelatihan bagi penenun di Rumah Tenun itu. Bahkan Rumah Tenun tersebut terbuka untuk umum.

"Mari kita lestarikan kerajinan kebudayaan Minangkabau ini. Karena melalui pembuatan sulaman ini akan memberikan dampak bagi masyarakat di sektor ekonomi, dan budaya bagi Sumatera Barat," ujarnya. (*)