Pemkab Solok ajukan Nagari Selayo menjadi kampung wisata budaya

id Nagari selayo

Pemkab Solok ajukan Nagari Selayo menjadi kampung wisata budaya

Ratusan Pandeka dan Tuo Silek Solok berkumpul di Lurah Ateh, Nagari Selayo Kabupaten Solok. (Ist)

Solok, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Solok, Sumatera Barat, mengajukan Nagari Selayo, Kecamatan Kubung daerah setempat menjadi Kampung Wisata Budaya setelah sebelumnya berhasil mengorbitkan Nagari Jawi-Jawi Guguak sebagai Kampung Budaya.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Solok, Yandra Prasat di Arosuka, Jumat, menyebutkan pengajuan kampung wisata budaya Nagari Selayo ini akan lebih diarahkan kepada keunggulan adat istiadat, dan usaha ekonomi kreatif yang dikembangkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).

Selain menonjolkan tatanan adat masyarakat, Nagari Selayo juga memiliki usaha ekonomi kreatif yakni sulam benang merah yang merupakan motif sulam khas daerah itu, dan kini cukup berkembang.

Nagari Selayo juga memiliki situs sejarah dan budaya yang erat kaitannya dengan sejarah perjalanan daerah seperti makam Datuk Parpatih Nan Sabatang.

Dari sejumlah potensi yang sudah didata Dinas Pariwisata, nantinya akan dipilih mana yang bisa diadopsi sesuai potensi sumber daya lokal dan kearifan lokal masyarakat di Nagari Selayo, baru kemudian dikembangkan.

"Sama seperti yang kami lakukan di Nagari Jawi-Jawi sebelumnya, kita hanya memaksimalkan potensi yang ada, maka di Nagari Selayo juga akan diutamakan kearifan lokalnya sesuai kebutuhan pariwisata," katanya.

Guna memotivasi semangat wirausaha dan kreativitas anggota Pokdarwis Carano Selayo untuk mengembangkan program kepariwisataan bersama Dinas Pariwisata setempat sudah melakukan studi tiru ke Pelalawan, Riau yang dikenal memiliki desa kreatif terbaik secara nasional.

"Kegiatan studi tiru itu dilaksanakan pada 23 sampai 26 September 2018 dan dipandu langsung Tim Pengabdian Unand," ujarnya.

Pemkab Solok akan membimbing nagari ini untuk fokus pada pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya dan sumberdaya lokal.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggandeng Tim Pengabdian Masyarakat Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) Universitas Andalas.

Salah satu Tim PPDM Unand, Sri Maryati menyebutkan pihaknya telah melakukan pelatihan motivasi dan kewirausahaan serta pendampingan pembuatan perencanaan usaha.

"Nantinya kita membentuk empat kelompok bidang usaha, yaitu kuliner, kerajinan, fashion, pertunjukan even, fotografi dan periklanan di Selayo ini sebagai langkah awal," ujarnya.

Lanjutnya, kegiatan pengabdian masyarakat tersebut direncanakan dalam jangka waktu tiga tahun. Pada tahun pertama, kegiatan difokuskan pada pemberdayaan Kelompok Sadar Wisata (Pokdawis), seperti melakukan pelatihan motivasi dan kewirausahaan serta pendampingan pembuatan perencanaan usaha yang akan dikembangkan.

Lalu pada tahun ke dua, diharapkan usaha tersebut sudah mulai dijalankan dengan membuat dan menawarkan berbagai paket wisata budaya di Nagari Selayo.

Apalagi Selayo juga banyak memiliki situs budaya Minangkabau salah satu yang tersohor adalah makam Datuak Parpatih Nan Sabatang yang menjadi salah satu wisata budaya menarik yang bisa mendatangkan banyak orang ke Nagari Selayo

"Ini sekaligus kita kembangkan sebagai wisata edukasi sejarah, yang mana akan mengangkat tema sejarah Minangkabau, khususnya tentang Datuak Parpatiah Nan Sabatang yang makamnya terdapat di Nagari Salayo," ujarnya. (*)