Padang - Siang itu, kediaman Yulianita (36) warga Parak Karakah RT 03 RW 08, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumatera Barat terlihat sepi karena suaminya tengah mencari nafkah dan dua anaknya belum pulang sekolah.
Berprofesi sebagai ibu rumah tangga, Yulianita yang kini menempati rumah peninggalan orang tuanya itu baru saja selesai menjalani operasi pengangkatan kanker payudara yang menderanya.
Beruntungnya, wanita peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dari segementasi Penerima Bantuan Iuran Anggaran Pendapatan Belanja Negara (PBI APBN) itu segera berobat sehingga penyakit yang dideritanya dapat ditangani.
Pada April 2017 lalu, ia merasakan ada pembengkakan di payudaranya. Setelah dibawa ke puskesmas, ia dirujuk untuk diperiksa di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang.
Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa Yulianita divonis dokter menderita kanker payudara, sehingga pada April 2017 harus dirawat untuk diambil tindakan biopsy. Akhirnya, oleh dokter yang ada di RSUD Padang Ia dirujuk ke RS Ropanasuri untuk menjalani operasi pengangkatan kanker. Sedangkan untuk pengangkatan miom Yuliati dirujuk ke RS BMC Padang.
Menjadi peserta JKN-KIS dari segmentasi PBI APBN membuatnya mendapatkan pelayanan operasi kanker payuradara dan pengangkatan miom tanpa mengeluarkan biaya pelayanan kesehatan sepersen pun.
Sampai saat ini pun, Yulianita masih menjalani kemoterapi hingga enam kali di RS Ropanasuri berkat kepesertaannya sebagai PBI APBN.
Selama menjalani pengobatan secara intensif, meski pun dirawat di kelas III ia mengaku bersyukur semua biaya ditanggung oleh pemerintah.
"Alhamdulillah ternyata tidak ada dibeda-bedakan selama proses pengobatan," kata dia.
Hingga saat ini Yulianita masih mengonsumsi obat dan kontrol secara rutin sekali sebulan untuk mengecek kondisi penyakitnya setiap tanggal 23.
Ia merasakan betul dengan adanya Program JKN-KIS amat membantu pengobatan, karena secara ekonomi kehidupannya terbatas. Jika harus menggunakan biaya pribadi tidak sedikit yang yang harus dikeluarkan.
“Prosesnya juga baik, tidak dipersulit dan tidak ada dipungut biaya sedikit pun,” kata dia.
Bahkan Yulianita amat berkesan saat pertama kali operasi, kala itu kamar rawat kelas 3 penuh, akhirnya ia ditempatkan sementara di kamar rawat kelas II.
"Waktu itu kamar penuh, sementara saya harus segera dioperasi sehingga akhirnya dititipkan di kelas II," ujarnya.
Ke depan ia berharap program JKN-KIS tetap dipertahankan karena benar-benar bisa membantu orang-orang yang susah apalagi kalau sedang sakit.
“Saya berterima kasih sekali lagi, apalagi sakit saya butuh pengobatan panjang dan biaya besar,” ujarnya.
Ia juga berharap fasilitas kesehatan tetap tidak membeda-bedakan pasien apakah perserta JKN-KIS mandiri ataupun penerima bantuan iuran.*
Berita Terkait
JKN terus berikan kemudahan kebutuhan layanan kesehatan mendesak
Senin, 22 Juli 2024 18:33 Wib
Kejar target BPJS Kesehatan Padang Panjang sosialisasikan JKN KIS
Sabtu, 15 Juni 2024 7:36 Wib
Pemkab Pessel telah salurkan 82.500 BPJS gratis untuk masyarakat kurang mampu
Rabu, 18 Oktober 2023 9:40 Wib
Peserta JKN KIS dan pasien umum mendapatkan pelayanan setara
Selasa, 19 September 2023 22:07 Wib
91 persen warga Sumatera Barat sudah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS
Jumat, 15 September 2023 19:26 Wib
Distribusikan KIS PBI, Bupati Pesisir Selatan : SDM berkualitas dimulai dari kesehatan
Selasa, 12 September 2023 15:00 Wib
Pemkab Dharmasraya optimis capai UHC 100 persen pada 2023
Rabu, 26 Juli 2023 15:55 Wib
BPJS Kesehatan melakukan sejumlah terobosan untuk tingkatkan pelayanan
Rabu, 19 Juli 2023 21:08 Wib