Pelajar Padang Panjang pecahkan rekor menulis puisi terbanyak

id puisi

Pelajar Padang Panjang pecahkan rekor  menulis puisi terbanyak

Senior Manager MURI, Jusuf Ngadri (kanan) menyerahkan piagam rekor MURI menulis puisi terbanyak pada Penjabat sementara Wali kota Padang Panjang, Irwan, Sabtu(5/5) (ANTARA SUMBAR/ Irafebrianti.

Padang Panjang, (Antaranews Sumbar) - Pelajar di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar), memecahkan satu rekor dari Musium Rekor-Dunia Indonesia (MURI) dalam penulisan puisi terbanyak, Sabtu.

Puisi yang ditulis oleh pelajar dari Padang Panjang mengangkat tema bahaya narkoba dan menjadi rangkaian kegiatan Temu Penyair Asia Tenggara yang dilaksanakan di daerah itu sejak 3 hingga 6 Mei 2018.

"Jumlah puisi yang ditulis yaitu sebanyak 18.330," kata Senior Manager MURI, Jusuf Ngadri usai memberikan piagam rekor MURI di Padang Panjang, Sabtu.

Rekor dalam penulisan puisi terbanyak sebelumnya dipegang oleh Kota Tomohon di Sulawesi Utara.

Kepala Perpustakaan Nasional M Syarif Bando mengatakan puisi-puisi yang telah ditulis para siswa akan menjadi sebuah catatan sejarah bagi penulisnya.

Menulis puisi menurutnya adalah mengungkapkan sebuah rasa yang dimiliki penulis.

Puisi-puisi tentang bahaya narkoba yang selanjutnya disimpan di perpustakaan daerah sehingga bisa menjadi catatan sejarah yang menunjukkan semangat siswa menghindari penyalahgunaan narkoba.

"Menulis akan mudah jika banyak baca. Semakin banyak membaca maka semakin banyak tulisan yang bisa dibuat, maka akan semakin banyak sejarah yang bisa diciptakan," katanya.

Dalam penulisan puisi tersebut, para siswa menulis di halaman sekolah masing-masing dengan cara duduk membentuk formasi sesuai kreativitas masing-masing.

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Padang Panjang, Alvi Sena mengatakan kegiatan penulisan puisi terbanyak dilakukan dengan tujuan menumbuhkan kecintaan pelajar terhadap sastra khususnya puisi.

Karena mengangkat tema bahaya narkoba, menurutnya bisa sekaligus menjadi sarana mengenalkan pada siswa mengenai bahaya narkoba.

"Sebelum penulisan, kami dan para guru telah mengenalkan pada siswa mengenai bahaya narkoba jadi ketika menulis mereka sudah lebih memahami narkoba itu apa dan bagaimana dampak jika menyalahgunakannya," katanya.