Banyak dosen kuliah ke luar daerah, Kopertis X dorong perguruan tinggi buka program studi doktor

id Herri

Banyak dosen kuliah ke luar daerah, Kopertis X dorong perguruan tinggi buka program studi doktor

Koordinator Kopertis Wilayah X, Prof Herri. (Antara Sumbar/MR Denya Utama)

Bila diukur di empat provinsi tersebut baik negeri dan swasta masih terbatas memiliki prodi S3, akibatnya banyak dosen yang ke luar daerah untuk melanjutkan kuliah
Padang, (Antaranews Sumbar) - Koordinator Kopertis wilayah X Prof Herri mengatakan program studi (prodi) untuk Doktor atau S3 perlu diperbanyak khususnya di Sumbar, Riau, Jambi dan Kepulauan Riau guna meningkatkan kualitas pengajar.

"Bila diukur di empat provinsi tersebut baik negeri dan swasta masih terbatas memiliki prodi S3, akibatnya banyak dosen yang ke luar daerah untuk melanjutkan kuliah," ujarnya di Padang, Senin.

Menurutnya pentingnya pengadaan prodi S3 tersebut sebab saat ini banyak dosen dan prodi baru dengan variasi beragam muncul di kampus yang ada di lingkungan Kopertis.

Seperti prodi aktuari, psikologi, teknik pertambangan, teknik informatika, harus ke luar daerah atau Jawa dan mancanegara untuk mendapat gelar doktornya.

Di satu sisi persaingan meningkatkan kualitas kampus terus dilakukan namun di sisi lain mahasiswa bisa terabaikan.

Sebab sebagian besar dosen yang ke luar negeri atau daerah terpaksa meninggalkan tugasnya mengajar dan akademik lainnya hingga selesai.

Lain halnya bila prodi S3 tersedia di sekitar lingkungan mengajar, ujarnya tentu tugas masih dapat dilaksanakan.

Untuk itu, dia berharap pemerintah pusat, swasta dan instansi lainnya dapat ikut membangun prodi S3 dari beberapa bidang yang belum ada.

Kopertis sendiri saat ini menyiasati dengan bekerja sama dengan Universitas Terbuka dalam pengadaan kuliah dalam jaringan khususnya strata dua hingga doktor.

Akan tetapi hal tersebut tidak akan cukup, mengingat pertumbuhan prodi baru cukup pesat.

"Dengan lengkapnya prodi dari strata satu hingga tiga juga akan memudahkan daerah dalam menciptakan sumber daya yang berdaya saing," ujarnya. (*)