Medan, (Antara Sumbar) - Indonesia memiliki museum perkebunan di Medan, Sumatera Utara yang dapat berfungsi untuk memberikan informasi sejarah perkebunan dari jaman kolonial hingga saat ini kepada masyarakat.
"Keberadaan museum ini memang sangat ditunggu masyarakat untuk menginformasikan bahwa Sumatera Utara pernah dan masih menjadi pusat perkebunan besar di Nusantara," kata Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi saat menghadiri peresmian Museum Perkebunan Indonesia sekaligus memperingati Hari Perkebunan Nasional ke 59 di Medan, Sumatera Utara.
Dikatakan, Sumatera Utarta yang terdiri dari 33 kabupaten/kota memiliki setidaknya 21 museum dan Museum Perkebunan Indonesia adalah salah satunya.
Sumut, katanya, sejak jaman kolonial memang sudah sangat terkenal sebagai provinvi yang memiliki perkebunan besar, bahkan riset perkebunan pertama terdapat di provinsi itu.
Di provinsi tersebutan katanya, sampai saat ini memiliki sejumlah perkebunan besar baik milik negara/BUMN maupun swasta dengan luas areal 2,1 juta hektare tersebar di 33 kab/kota.
Keberadaan museum sebagai sarana menyampaikan edukasi juga bisa menjadi sarana menjaring wisatawan mancanegara, khususnya dari Belanda, yang saat dahulu banyak berusaha di Sumut.
"Akan banyak turis dari Belanda lihat museum karena ada sejarah panjang kedua negara dan bisa jadi pemicu tumbuhnya pariwisata di Sumut dan indonesia," kata gubernur.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Indonesia Soedjai Kartasasmita, mengatakan museum itu sebagai ajang untuk menyampaikan informasi mengenai perjalanan panjang perkebunan di Indonesia sejak jaman kolonial yang menarik untuk dipelajari.
"Selain sebagai ajang edukasi, museum ini juga bisa sebagai tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi," katanya yang juga Presiden Komisaris Bakrie Sumatra Plantations (BSP) itu.
Di museum ini, katanya, pengunjung juga dapat mencari inspirasi serta menggapai mimpi tentang masa lalu dan masa depan perkebunan di Indonesia.
Museum Perkebunan Indonesia yang diresmikan di Medan berlantai dua. Lantai pertama didesain dengan grafis dengan konteks kekinian perkebunan, sementara lantai dua menyajikan koleksi berupa artefak perkebunan dari masa lampau hingga kini.
Dengan berdirinya museum ini, maka sejarah perkebunan di Sumatera Utara akan terdokumentasi dengan baik sehingga masyarakat bisa melihat koleksi museum yang unik seperti muntik, pesawat terbang, maupun komoditas perkebunan yang ditata dengan baik.
Pasca peresmian museum ini, Sodjai menuturkan museum akan dibuka untuk umum dikelola Yayasan Museum Perkebunan Indonesia yang telah memenuhi persyaratan kelembagaan di Menteri Hukum dan Perundangundangan Republik Indonesia. (*)