Beijing, (Antara Sumbar) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Puan Maharani mengatakan, hubungan antarmasyarakat Indonesia dan Tiongkok merupakan salah satu sarana pendukung hubungan bilateral kedua negara menjadi lebih kokoh turut memakmuran kawasan.
"Perkuatan hubungan antarmasyarakat RI-RRT membawa semangat baru kedua negara untuk membangun dunia yang berkeadilan dan sejahtera bagi umat manusia," katanya, dalam pidato pembukaannya pada Pertemuan Tingkat Tinggi Kedua bidang Hubungan Antar Masyarakat (High Level Meeting People-to-People Exchange Mechanism), di Guiyang, Tiongkok, Senin malam.
Berlaku sebagai co-chair dari pihak RRT adalah Liu Yuandong, Wakil Perdana Menteri RRT. Pertemuan serupa kali pertama diadakan di Jakarta, pada 2015.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Beijing, Selasa, Puan mengemukakan hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok bidang politik, ekonomi maupun sosial budaya berkembang sangat pesat.
Perkembangan tersebut ditandai dengan meningkatnya pertemuan pemimpin kedua negara. Sejak menjabat sebagai Presiden RI pada Oktober 2014, Presiden Joko Widodo telah empat kali bertemu dengan Presiden Xi Jinping yang dihadiri oleh pejabat tinggi kedua negara.
Puan mengungkapkan dalam kurun waktu enam tahun terakhir, sebanyak 60 kesepakatan kerja sama Indonesia-Tiongkok telah ditandatangani. Tidak kurang dari 20 di antaranya merupakan kerja sama dalam kerangka hubungan antarmasyarakat (people-to-people exchange).
"Saya yakin bahwa pertemuan kedua ini merupakan sarana yang tepat untuk melanjutkan upaya bersama dalam mengawal kemajuan yang telah dicapai, sekaligus menggali potensi kerja sama di bidang hubungan antarmasyarakat (people-to-people exchange) dan sosial budaya," kata Menko Puan.
"Khusus di bawah koordinasi Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, saya sependapat perlunya memperkuat kerja sama bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kebudayaan, industri kreatif (media), kesehatan, pariwisata, kepemudaan, dan olah raga. Saya yakin bidang-bidang kerja sama tersebut akan memberikan manfaat bagi kedua negara", ujarnya.
Di akhir pertemuan, Menko PMK RI dan Wakil PM RRT menyaksikan penandatanganan sejumlah dokumen perjanjian bilateral di bidang pendidikan, kebudayaan, sains dan teknologi, serta kehutanan.
Khusus mengenai perjanjian di bidang kehutanan, utamanya terkait dengan upaya mendatangkan 'giant' panda ke Indonesia.
Dokumen-dokumen perjanjian dimaksud adalah LoI antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dan Kementerian Kebudayaan RRT mengenai pembentukan pusat kebudayaan secara resiprokal.
Selanjutnya, perjanjian antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dan Administrasi Kekayaan Budaya RRT di bidang promosi dan pelestarian kekayaan budaya.
Juga Implementing Arrangement pembentukan Indonesia-China Joint Laboratory on Biotechnology antara Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI dan Kementerian Sains dan Teknologi RRT between Ministry of Science and Technology.
Ditandatangani pula kesepakatan Implementing Arrangement pembentukan Indonesia-China Joint Laboratory on High Temperature Gas-cooled Reactor antara Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI dan Kementerian Sains dan Teknologi RRT.
Terdapat pula nota kesepahaman antara Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI dan Kementerian Pendidikan RRT di bidang penyetaraan ijazah pendidikan tinggi, MoU antara Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI dan Kementerian Pendidikan RRT di bidang penambahan pemberian beasiswa dan pertukaran siswa.
Termasuk Joint Program Agreement di bidang High Temperature Gas Cooled Reactor (Htgr) di Indonesia antara China Nuclear Engineering Group Corporation dan BATAN, dan MoU Kerja Sama Konservasi Giant Panda antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutana RI dan Kementerian Kehutanan RRT.
Hadir dalam pertemuan tersebut di antaranya Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M. Nasir, Duta Besar RI untuk RRT Soegeng Rahardjo, sejumlah anggota DPR-RI serta pejabat tinggi Kemenko PMK, Kemristek, Kemdikbud, Kementerian LHK, dan BATAN.
Indonesia merupakan salah satu dari hanya lima mitra RRT (dan satu-satunya di Asia Tenggara) yang mempunyai pertemuan tahunan tingkat Menko/Wakil PM di tiga bidang kerja sama, yaitu politik dan keamanan, ekonomi, dan mekanisme pertukaran antar-masyarakat. (*)