Arosuka, (Antara) - Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar), Syarkawi mengatakan keberadaan Lumbung Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) dan Kelompok Lumbung Pangan (KLP) ikut menstabilkan harga beras di kabupaten setempat.
"Selain LDPM dan KLP keberadaan Tim Keamanan Pangan Terpadu yang dibentuk Pemkab Solok di bawah koordinasi Kantor Ketahanan Pangan juga ikut menstabilkan harga beras tersebut," kata Syarkawi di Arosuka, Kamis.
Tim Keamanan Pangan Terpadu kata dia, di antaranya bertugas memonitor dan menjaga masalah keamanan dan ketersediaan pangan di Kabupaten Solok.
Saat ini terdapat 11 gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang menyukseskan program LDPM dan 21 KLP yang tersebar di berbagai nagari di 14 kecamatan.
"Peran LDPM dan KLP serta Tim Keamanan Pangan Terpadu itulah yang menjadikan harga beras di Kabupaten Solok selama ini relatif stabil," kata Syarkawi.
Harga beras Solok tergolong jenis premium atau beras kualitas terbaik jenis sokan dan anak daro berkisar Rp10 ribu hingga Rp11 ribu per kilogram.
Biasanya harga beras ini baru akan mengalami kenaikan, beberapa hari jelang lebaran dan seminggu sesudah lebaran.
Salah satu faktor penyebabnya banyaknya permintaan beras oleh masyarakat untuk persiapan lebaran, dan banyak para perantau atau pemudik yang membawa beras Solok ke daerah atau kota tempat tinggal mereka di perantauan.
"Banyak para perantau membawa beras Solok ke Jakarta, Bogor, Tanggerang Depok dan Bekasi atau Jabodetabek untuk kebutuhan mereka setelah mudik lebaran," katanya.
Ia menyebutkan, adanya kenaikan harga beras yang relatif kecil di bawah angka 10 persen, dinilai masih tergolong dalam ambang batas normal atau aman.
Namun bila terjadi kenaikan harga beras di atas 10 persen, maka Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Solok, setelah berkoordinasi dengan Dinas Koperindag, akan melakukan operasi pasar khusus beras dalam rangka menstabilkan kembali harga beras seperti semula.
Syarkawi menerangkan, persediaan beras atau padi untuk lebaran tahun ini aman dan masih mencukupi untuk beberapa bulan ke depan.
Kabupaten Solok sendiri mengalami surplus beras pada 2014 dengan produksi gabah kering sebanyak 294.507,5 ton.
Sedang produksi beras sebesar 184.774,3 ton. Adapun luas areal tanaman padi 61.03d hektare dengan luas panen 61.301 hektare.
Indeks pertanaman masyarakat petani di Kabupaten Solok saat ini 2,6 per tahun, yang berarti lebih dominan baru bisa menanam padi dan memanen padi sebanyak dua kali dalam setahun, belum secara keseluruhan bisa menanam dan memanen padi tiga kali setahun.
"Faktor penyebab kondisi Indeks Pertanaman agar masyarakat petani bisa menanam dan memanen padi tiga kali dalam setahun diantaranya tergantung kepada irigasi, ketersediaan pupuk dan ketersediaan benih padi " katanya. (*)
Berita Terkait
Pemerintah salurkan 388 ton beras untuk tangani dampak banjir
Kamis, 18 April 2024 17:00 Wib
Pemkab Tanah Datar salurkan BLT dampak erupsi Gunung Marapi dan bantuan pangan beras
Rabu, 27 Maret 2024 11:01 Wib
Antisipasi kenaikan harga, Pemkot Bukittinggi salurkan beras Badan Pangan Nasional
Senin, 25 Maret 2024 15:44 Wib
Bupati: penyerahan beras bantuan harus cepat
Senin, 18 Maret 2024 15:14 Wib
Pemprov Sumbar salurkan bantuan beras 220 ton untuk korban banjir
Minggu, 17 Maret 2024 21:13 Wib
Gubernur Mahyeldi Salurkan 220 Ton Beras Cadangan Pangan untuk Warga Pessel Terdampak Banjir dan Longsor
Minggu, 17 Maret 2024 11:13 Wib
Gubernur Sumbar : pasokan beras di jamin aman hingga Lebaran
Rabu, 6 Maret 2024 15:20 Wib
Bulog masifkan distribusi SPHP untuk tekan lonjakan harga beras
Selasa, 5 Maret 2024 17:29 Wib