Peringati Wafatnya Syekh Burhanuddin, "Basyafa" Digelari

id Peringati Wafatnya Syekh Burhanuddin, "Basyafa" Digelari

Padangpariaman, (ANTARA) - Tradisi "Basyafa" pada bulan syafar memperingati wafatnya ulama Syekh Burhanuddin digelar di Ulakan, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, Rabu. Bupati Padangpariaman, Ali Mukhni, di Padangpariaman, Rabu mengatakan, tradisi "Basyafa" merupakan kegiatan wisata religi yang sudah menjadi tradisi di kabupaten itu. "Basyafa merupakan tradisi yang cukup menjanjikan ditinjau dari jumlah kunjungan peziarah, bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya selalu ada peningkatan," katanya. Ia menyebutkan lebih dari 50.000 peziarah, secara bergantian memadati Komplek Makam Syekh Burhanuddin, di Ulakan, mengikuti kegiatan Basyafa yang terdiri dari "Syafa Gadang" dan "Syafa Ketek". Menurutnya, peningkatan jumlah pengunjung itu tentu saja mendatangkan berbagai dampak bagi lingkungan sekitarnya, terutama bagi para pedagang lokal yang berjualan di sekitar lokasi acara Basyafa. Sejak Senin (1/1) peziarah dari berbagai daerah sudah berdatangan ke Kompleks Makam Syekh Burhanuddin mengikuti kegiatan Syafa Gadang. Pemerintah daerah sangat mendukung Basyafa atau Syafaran itu, karena di samping sebagai bentuk amalan bagi jamaah Syattariah kepada almarhum gurunya, Basyafa dapat jadi wadah untuk meningkatkan rasa persatuan umat Islam sekaligus menghidupkan ekonomi masyarakat Qhadi (Imam) Nagari Ulakan, Tuanku Ali Imran menambahkan, Syafa gadang dilaksanakan di atas tanggal 10 dalam bulan Syafar, sedangkan syafa ketek seminggu sesudah syafa gadang. "Khusus pelaksanaan syafa ketek, yakni satu minggu setelah syafa gadang, masyarakat yang datang kebanyakan dari Ulakan Tapakis, Nan Sabaris, yang mencakup Kurai Taji dan Ketaping, VII Koto Sungai Sariak dan sejumlah nagari di Padangpariaman saja," jelasnya. Pelaksanaan syafa ketek, katanya, hanya khusus untuk membaca syarafal anam, dan diperkirakan syafa ketek tidak seramai pelaksanaan syafa gadang. Tradisi basyafa, menurutnya, diidentikkan dengan kegiatan yang dilakukan warga ahlussunnnah wal jamaah (Aswaja), di mana berkumpulnya berbagai aliran tarekat, seperti Tarekat Syattariyah, Naqsabandiyah dan Samaniyah. Selain para peziarah, areal sekitar kompleks makam Syekh Burhanuddin juga sudah mulai ditempat para pedagang yang datang dari berbagai daerah. (*/goy/jno)