Brazil Tanpa Sang Kapten Hadapi Panser Jerman

id Brazil Tanpa Sang Kapten Hadapi Panser Jerman

Brazil Tanpa Sang Kapten Hadapi Panser Jerman

Sao Paulo, (Antara/Reuters) - Brazil akan bermain tanpa sang kapten Thiago Silva di semifinal Piala Dunia 2014 melawan Jerman setelah FIFA pada Senin menolak pengajuan dari tim atas pencabutan kartu kuning yang diterimanya. Tuan rumah telah kehilangan pemain kunci bertalentanya, Neymar karena cedera, namun pelatih Luiz Felipe Scolari mengatakan timnya telah mengatasi kekecewaan karena absennya sang pemain dan menantikan laga di Belo Horizonte pada Selasa nanti. "Tim akan merindukan cara dia bermain, kegembiraan itu. Saya yakin jika besok mereka akan bermain untuk Neymar, namun juga untuk mereka sendiri dan yang paling penting, untuk tujuan seluruh tim, lolos ke babak final," kata Scolari kepada wartawan. "Dia telah melakukan perannya, sekarang tergantung kami, diri saya sendiri, Thiago, dan yang lainnya serta masyarakat Brazil. Ini adalah pertandingan yang sangat kami impikan, bagi setiap kami dan kalian serta bagi Neymar," kata dia. Para fans Amerika Latin berharap Brazil akan bertemu seteru abadinya Argentina di final Piala Dunia di Maracana Stadium, namun Belanda dan Jerman menjadi penantang berat setelah keempat negara itu akan berlaga di semifinal. Tim tuan rumah bermain dengan terbebani harapan 200 juta rakyat Brazil. Hasil apapun selain juara Piala Dunia di kandang akan menjadi bencana nasional, walaupun Brazil telah memenangi lima gelar Juara Dunia, lebih banyak dari negara manapun. Ketika bek Kolombia Juan Zuniga melakukan pelanggaran terhadap Neymar dengan lututnya di perempat-final, sehingga meretakkan tulang belakangnya, menyebabkan guncangan dan kemarahan rakyat Brazil karena cedera sang pemain akan mengurangi peluang bagi negaranya di turnamen tersebut. FIFA pada Senin menyatakan Zuniga tidak akan dihukum karena pelanggaran yang dia lakukan, karena peraturan tidak membolehkan induk olahraga untuk meninjau ulang insiden yang berhubungan dengan keputusan wasit di lapangan. Thiago Silva, sementara itu masih merasa marah. "Menurut saya, itu adalah pelanggaran yang pengecut," kata sang kapten yang terkena larangan bermain itu. "Saya seorang pemain bertahan dan anda tidak melakukan hal demikian. Tidak ada cara untuk merebut bola di depan dengan lutut di belakang pemain, kecuali anda ingin menciptakan situasi tertentu." Sedikit Keindahan yang Tertinggal Pelanggaran itu adalah satu dari 54 pelanggaran yang terjadi di pertandingan yang ketat secara fisik, namun hanya empat kartu kuning yang dikeluarkan wasit Carlos Velasco Carballo yang mendapatkan kritikan tajam karena kehilangan kendali permainan hingga menyebabkan para pemain bermain sangat kasar. Namun demikian, dia berada di antara 15 tim wasit dan hakim garis yang diminta untuk pertandingan semifinal dan final , bersama wasit Jepang Yuichi Nishimura yang membuat geram Kroasia di pertandingan pembuka yang menghadiahi penalti bagi Brazil hingga skor mereka imbang 1-1. Tim tuan rumah keluar sebagai juara dengan hasil 3-1, di mana Neymar mencetak dua gol. FIFA membantah tuduhan koran Jerman jika para wasit telah diarahkan untuk menahan kartu kuning keluar. Pelatih Jerman Joachim Loew telah mendesak ofisial pertandingan untuk mengetengahi jika Brazil bermain kasar terhadap Jerman. "Tinggal sedikit gaya tradisional Brazil yang tersisa dalam bermain sepakbola, gaya artistik dalam bermain yang kami kenal dengan baik," kata Loew. "Tentunya, Brazil masih mempunyai pemain teknik yang bagus. Namun, mereka bermain lebih kokoh daripada tim lain di sini dan mereka telah mencoba untuk mematahkan serangan lawan dengan cara itu." "Pada akhirnya, akan tergantung oleh wasit untuk menentukan hukuman yang tepat," kata Loew. Jerman tidak akan bermain tanpa persiapan. Tidak ada tim dari Benua Eropa yang memenangi satu dari enam Piala Dunia yang diadakan di Amerika Latin. Asisten pelathi Hansi Flick telah mempelajari data yang sangat banyak yang dikumpulkan tim dari 50 mahasiswa dari universitas olahraga Cologne selama dua tahun terakhir. Informasi itu, digabungkan dengan laporan dari lapangan, telah digunakan untuk analisa mendetail tentang Brazil dan para pemainnya. "Kami sangat, sangat mempersiapkan dengan baik dan kami menantikan untuk melawan Brazil," kata Flick ketika ditanya bagaimana rencana Jerman untuk mengakhiri dominasi tim Amerika Latin ketika mereka bermain di kandang. "Kami telah mengerjakan proyek ini selama dua tahun terakhir dan keseluruhan sistem kami telah dibangun untuk hal tersebut," kata dia. Kematian Di Stefano Jerman belum pernah terkalahkan di Brazil namun belum pernah menghadapi tim dari Amerika Latin. Empat kemenangannya didapat setelah mengalahkan Portugal, Amerika Serikat, Aljazair dan Prancis, serta satu hasil imbang dengan Ghana. Di laga semifinal lainnya, antara Argentina dan Belanda, akan dimainkan di Sao Paulo pada Rabu (Kamis dini hari), dan sementara tim Amerika Selatan akan mengandalkan Lionel Messi, Belanda akan bertumpu pada Arjen Robben untuk merebut kemenangan. Messi, yang dipercaya oleh banyak orang sebagai pesepakbola terbaik di generasi mereka, telah mencetak empat gol di turnamen kali ini dan membuat operan-operan cerdas, dan dengan dia di jajaran pemainnya, Argentina mempunyai peluang yang bagus untuk memenangi Piala Dunia untuk ketiga kalinya. Messi menggunakan waktunya untuk menghormati mantan penyerang Real Madrid Alfredo Di Stefano, yang meninggal di Madrid pada usia 88 tahun. "Dunia kehilangan seorang legenda hari ini, Don Alfredo Di Stefano ," kata Messi di akun Facebook-nya tentang orang yang dianggap sebagai salah satu pemain terbaik dunia sepanjang sejarah. "Seorang yang mengagumkan di dalam dan di luar lapangan." (*/jno)