Jakarta, (Antara) - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Marzan A Iskandar mengatakan harga bahan bakar dimethyl eter lebih murah dibandingkan elpiji. "Harganya sekitar 20 persen lebih murah dari LPG," kata Marzan usai membuka Konferensi DME se-Asia di Jakarta, Rabu. Marzan menjelaskan DME dapat diproduksi dari sumber bahan baku yang beragam seperti gas alam, biomassa, dan batu bara setelah proses gasifikasi. "Penggunaan DME mencakup sebagai bahan bakar ramah lingkungan serta bahan baku kimia," jelas dia. DME juga, lanjut dia, ramah lingkungan dan sifatnya cair sehingga bisa dimasukkan ke dalam tabung seperti LPG. Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material Unggul Priyanto mengatakan DME diperlukan untuk menggantikan LPG yang terbatas. "Konsumsi LPG domestik mencapai sekitar 47,2 juta Barrel Oil Equivalent (BOE) per tahun. Diperkirakan dalam kurun waktu 17 tahun permintaan semakin meningkat dengan rata-rata empat persen per tahun," jelas Unggul. Persentase tersebut, lanjut dia, lebih tinggi dari pertumbuhan produksi LPG sebesar 2,6 persen per tahun. Alasan lainnya diperlukan DME, lanjut Unggul, karena infrastruktur gas alam yang belum menjangkau seluruh wilayah di Tanah Air. "BPPT sudah melakukan kajian, dan hasilnya DME layak dijadikan bahan bakar meskipun nilai kalor lebih rendah dibandingkan LPG." Unggul mengusulkan harga jual DME lebih rendah dari LPG mengingat nilai kalornya yang rendah. (*/jno)