Ekonom Unand ingatkan pentingnya disiplin fiskal jaga kurs rupiah

id nilai tukar rupiah,rupiah melemah,universitas andalas,ekonom unand,pakar ekonomi unand,penguatan rupiah,rupiah dolar

Ekonom Unand ingatkan pentingnya disiplin fiskal jaga kurs rupiah

Ilustrasi - Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 69,5 poin atau 0,41 persen menjadi Rp16.891 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.822 per dolar AS. ANTARA FOTO/Fathul Habib Sholeh/Spt.

Padang (ANTARA) - Pengamat ekonomi dari Universitas Andalas (Unand) Endrizal Ridwan menyampaikan sejumlah solusi bisa dilakukan pemerintah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah guncangan ekonomi eskternal, di antaranya adalah disiplin kebijakan fiskal.

"Pertama, pengambil kebijakan perlu menjaga konsistensi kebijakan fiskal dan moneter," kata Endrizal Ridwan di Padang, Selasa.

Hal tersebut disampaikan Endrizal yang turut memberikan pandangan terkait pelemahan nilai tukar rupiah selama beberapa waktu terakhir. Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Selasa ini melemah sebesar 40 poin, atau 0,24 persen menjadi Rp16.827 per dolar Amerika Serikat dari sebelumnya Rp16.787 per dolar AS.

Untuk jangka panjang, ia menekankan pentingnya disiplin fiskal. Pemerintahan yang ramping, pengurangan ketergantungan pada utang dan optimalisasi belanja di masyarakat dinilai sebagai motor utama pertumbuhan ekonomi.

"Dengan demikian ruang fiskal kita akan lebih berdaulat dan tahan terhadap guncangan eksternal," ujarnya.

Di saat bersamaan Bank Indonesia memiliki peran strategis dalam membantu menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Sebagai negara yang menganut sistem nilai tukar mengambang (floating exchanged rate), intervensi terhadap kurs disarankan untuk dibatasi.

"Biarkan pasar menyesuaikan nilai tukar. Fokus Bank Indonesia sebaiknya pada kestabilan harga dalam negeri," kata Endrizal.

Intervensi terhadap kurs dinilai sering kali lebih bernuansa politis ketimbang ekonomis, terutama untuk menjaga rasio utang luar negeri. Oleh karena itu, ia berpendapat sebaiknya cadangan devisa digunakan langsung untuk membayar utang, bukan untuk menopang kurs secara artifisial.

Terakhir, ia menilai melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan mata uang utama di dunia bukanlah sekadar fenomena ekonomi biasa. Di balik fluktuasi angka, terdapat dinamika global yang kompleks serta sinyal-sinyal kegelisahan struktural dalam perekonomian nasional.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ekonom Unand ingatkan pentingnya disiplin fiskal jaga kurs rupiah