Pemkab Solok tanggapi keluhan warga soal air PDAM kotor dan berbau

id Pemkab Solok, tanggapi keluhan warga, Alahan Panjang, air PDAM tercemar

Pemkab Solok tanggapi keluhan warga soal air PDAM kotor dan berbau

Bupati Solok Jon Firman Pandu. ANTARA/HO-Diskominfo Solok

Solok (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Solok, Sumatera Barat menanggapi keluhan warga di Nagari (desa) Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok mengenai air Perusahaan Daerah Air Minum(PDAM) yang tercemar (kotor dan berbau).

Bupati Solok Jon Firman Pandu bersama Anggota DPRD Kabupaten Solok Hafni Hafiz memantau langsung persoalan air bersih PDAM di Nagari Alahan Panjang, Senin.

Bupati Solok menindaklanjuti keluhan yang cukup ramai dikeluhkan masyarakat baik di media sosial, maupun laporan langsung dari masyarakat terkait ketersediaan air bersih.

"Terkait kebutuhan dasar, kita harus gerak cepat. Kita ingin dalam program 100 hari kerja ini, seluruh akses pelayanan publik dapat terbenahi dengan sempurna. Kita survei langsung kondisi air dari PDAM Alahan Panjang ini, warga mengeluh air kotor dan bau. Kita coba cari solusi untuk hal ini agar tidak kembali berulang,” ujarnya.

Bupati meminta PDAM secepatnya melakukan pembenahan pencemaran ini. Kemudian melakukan pemetaan dan pencegahan terhadap lokasi-lokasi yang berpotensi melakukan pencemaran.

"Kita minta Pak Direktur PDAM dan jajarannya untuk segera mengatasi persoalan ini. Petakan kawasan dan pihak-pihak yang berpotensi melakukan pencemaran danau. Dan kejadian sekarang ini, tolong segera dibenahi," kata Jon.

Sebelumnya, masyarakat sekitar Alahan Panjang pengguna air PDAM mengeluhkan kualitas air yang diproduksi oleh PDAM. Dalam postingan di media sosial, air PDAM mengeluarkan bau amis dan berwarna coklat.

Menanggapi hal itu, Direktur PDAM Kabupaten Solok Febri Fauza mengatakan bahwa hal ini merupakan kejadian alam yang terjadi setiap tahun yang diakibatkan oleh aktivitas yang terjadi di kawasan Danau Di Ateh.

Dirinya menyebutkan bahwa saat ini, PDAM Alahan Panjang masih menggunakan sumber air dari Danau Di Ateh, yang kemudian diolah dan didistribusikan kepada masyarakat pengguna layanan PDAM.

"Biasanya pencemaran lingkungan tersebut terjadi usai tingginya aktivitas di sekitar danau, seperti usai lebaran. Tidak hanya itu, aktivitas pencemaran danau pun ditambah dengan pembuangan limbah dari penginapan wisata di sekitar danau. Tidak hanya PDAM, air yang dikelola oleh kelompok masyarakat atau Pamsimas pun mengalami hal yang sama dengan kita," ucap Febri.

Sebagaimana diketahui Danau Di Ateh merupakan salah satu destinasi wisata unggulan Kabupaten Solok yang dikunjungi ratusan ribu wisatawan setiap tahunnya.