Simpang Empat,- (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat membutuhkan sejumlah peralatan dan alat berat dalam upaya percepatan penanggulangan bencana alam di daerah itu.
"Pasaman Barat merupakan salah satu daerah rawan bencana di Sumbar. Dibutuhkan kelengkapan sarana prasarana pendukung penanggulangan bencana," kata Kepala Pelaksana BPBD Pasaman Barat Jhon Edwar di Simpang Empat, Minggu.
Adapun sarana prasarana yang dibutuhkan di antaranya adalah ekskavator mini, backhoe loader, pipa hisap air dan kelengkapan lainnya.
"Pada umumnya bencana alam yang terjadi di Pasaman Barat adalah banjir dan longsor. Kita membutuhkan alat berat mini agar bantuan cepat dilakukan," katanya.
Selama ini, kata dia, pihaknya selalu memakai alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang kabupaten dan provinsi jika terjadi bencana alam seperti longsor.
Jika memiliki alat berat sendiri, katanya, tentu penanggulangannya bisa cepat dilakukan tanpa menunggu dari dinas lainnya.
"Kita mengusulkan ke BNPB agar bisa memiliki ekskavator mini dalam upaya penanggulangan bencana alam," ujarnya.
Saat ini BPBD Pasaman Barat, ungkap dia, baru memiliki mobil operasional pick up, satu tangki air bersih, dua speed boat, pompa dan mesin pemotong kayu.
Dengan luas wilayah 3.864,02 kilometer persegi yang terdiri dari 11 kecamatan dan 90 nagari (desa) maka sarana prasarana pendukung kebencanaan harus dilengkapi.
Dia menjelaskan selama 2024 kerugian akibat bencana alam di daerah itu mencapai Rp3,2 miliar dengan delapan orang meninggal dunia dan tiga orang mengalami luka
Bencana alam yang terjadi selama 2024 yakni banjir, longsor, erosi, angin kencang, orang hilang, kebakaran, pohon tumbang dan gelombang tinggi.
Adapun dampak dari bencana itu warga yang mengungsi sebanyak 444 kepala keluarga atau 519 jiwa dari bencana alam banjir.
Bencana alam itu juga mengakibatkan 34 unit rumah rusak berat, sembilan unit rumah rusak sedang, tiga unit rumah rusak ringan, dan 1.460 unit rumah terdampak serta lima unit rumah hanyut.
"Bencana alam menyebabkan satu unit rumah ibadah dan satu unit perkantoran rusak. Lalu kerusakan sarana prasarana lima unit irigasi, dua bendungan, 11 unit jembatan, dan 745 meter jalan," katanya.
Selanjutnya kerusakan areal pertanian sawah 123 hektare dan perkebunan 365 hektare.
Dia menambahkan Pasaman Barat merupakan daerah rawan bencana alam karena tipe wilayah pegunungan, dataran rendah, perbukitan, dan pantai.
"Bencana alam yang banyak terjadi adalah banjir, longsor, gempa dan abrasi. Juga angin kencang, badai dan angin puting beliung," katanya.
Pihaknya pada 2025 ini akan membentuk kelompok siaga bencana di 90 nagari (desa) yang ada karena akan sangat bermanfaat bagi penanganan bencana di tingkat nagari.
Selain itu juga akan meningkatkan edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat terutama di daerah pesisir.