Pariaman (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman, Sumatera Barat mengapresiasi Sekolah Lansia Tangguh Bina Keluarga Lansia Mawar Putih di Desa Batang Tajongkek, Kecamatan Pariaman Selatan yang telah berhasil mendidik dan mewisuda 20 lansia guna mewujudkan lansia tangguh di daerah itu.
"Selama ini kita melihat sosok lansia itu sebagai sosok yang rapuh namun ternyata tidak, lansia yang diwisuda hari ini adalah lansia yang tangguh," kata Staf Ahli Wali Kota (Wako) Pariaman Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Sadrianto saat sambutan pada prosesi wisuda di Pariaman, Kamis
Ia mengatakan dengan diwisudanya lansia yang usianya di atas 60 tahun keatas itu maka membuktikan bahwa umur tidak menjadi batasan atau penghalang dalam mempelajari hal-hal baru.
Ia menyampaikan harapannya ke depan terkait keberadaan lansia di tengah masyarakat yang dapat bermanfaat dan berdaya saing karena lansia yang tangguh harus mandiri dan produktif.
Hal tersebut, kata dia sesuai dengan dibentuknya sekolah tersebut melalui program dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) agar lansia di daerah itu tetap mandiri produktif dan tangguh meskipun usia tidak lagi muda.
Dalam kegiatan wisuda tersebut tidak saja dilakukan prosesi pemindahan tali toga namun juga penyerahan sertifikat oleh Pejabat Wako Pariaman yang diwakili oleh Sadrianto.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Pariaman Lucyanel Arlym mengatakan Sekolah Lansia Tangguh atau Selantang merupakan pengembangan dari Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL) dari BKKBN.
Pariaman Selatan, lanjutnya menjadi percontohan di kota tersebut dalam menjalan program itu dengan mewisuda 20 lansia.
"Jadi tidak hanya ada di Pariaman Selatan saja, sekolah lansia ini juga ada di kecamatan lainnya di Pariaman," ujarnya.
Sebelumnya, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Nopian Andusti menyatakan bahwa sekolah lanjut usia (lansia) dapat mewujudkan oma-opa atau penduduk usia tua yang mandiri dan gembira.
"Secara umum saya sering menyampaikan bahwa sekolah lansia ini sekolah yang menggembirakan bagi para senior kita, untuk opa dan oma kita agar tetap bahagia di usia lanjutnya, karena mereka telah memasuki usia terindah pada waktunya," kata Nopian dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta.
Ia memaparkan saat ini kurang lebih ada 400 sekolah lansia yang tersebar di seluruh Indonesia. Di tahun 2024, BKKBN menargetkan setiap kota/kabupaten ada satu sekolah lansia, sehingga akan terbangun kurang lebih 350 sekolah lansia lagi.