Agam (ANTARA) - Sekitar 1.300 jiwa warga Kabupaten Agam di sekitar puncak Gunung Marapi Sumatera Barat masih melakukan aktivitas seperti biasanya meski frekuensi erupsi mulai meningkat di beberapa hari terakhir.
Walinagari atau Kepala Desa Bukik Batabuah, Firdaus, Kamis (7/11) mengungkap sekitar 1.300 jiwa bermukim dan beraktivitas di radius 4 hingga 5 kilometer puncak gunung.
"Warga kami yang terdekat dari Kawah Verbeek Gunung Marapi ada di Dusun atau Jorong Gobah sebanyak 377 jiwa dan Batang Salasiah dengan 933 jiwa. Mereka masih beraktivitas seperti biasa," kata Firdaus.
Ia mengungkap kekhawatiran pada jalur evakuasi di Batang Salasiah yang menurutnya dalam kondisi rusak saat ini.
"Sebenarnya ada dua jalur evakuasi, tapi karena satunya jembatan putus pasca bencana banjir bandang maka hanya ada satu jalur evakuasi untuk 933 jiwa di Batang Salasiah," katanya.
"Satu-satunya jalur evakuasi itupun terkena longsor dan sudah dilaporkan kondisinya, namun beberapa bulan masih begitu keadaannya," kata Firdaus menegaskan.
Firdaus mengatakan hingga saat ini belum ada perintah tegas dari pihak berwenang untuk melakukan langkah evakuasi warga.
"Aktivitas warga masih normal karena belum ada perintah untuk evakuasi atau semacamnya," katanya.
Meski belum ada imbauan untuk evakuasi warga, Pemerintah Desa Bukik Batabuah tetap mengimbau masyarakatbdi sekitar pegunungan Marapi untuk mewaspadai kondisi gunung.
"Kami meminta warga selalu hati-hati dan waspada pada kondisi Marapi saat inii. Kita tidak bisa memprediksi," katanya.
Gunung Marapi (2.891) Mdpl saat ini berstatus level III (Siaga). Terkini, Marapi alami erupsi sebanyak lima kali di Kamis (7/11) pagi dengan ketinggian abu berkisar antara 700 sampai 800 meter.